REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Otoritas Prancis berencana akan mensterilkan kamp Calais di Prancis Utara yang merupakan rumah bagi 2000 imigran Suriah. Otoritas Prancis memberikan waktu tiga hari kepada para pemerhati imigran untuk memindahkan pengungsi dari kamp Calais.
Dilansir middleeasteye.net, pemerhati imigran di Prancis mengatakan setidaknya ada 500 tempat penampungan pengungsi yang beresiko dibongkar. Pasalnya, hanya ada 10 persen organisasi atau badan amal yang bersedia bergerak membantu para pengungsi.
"Kami hancur ketika mengetahui hanya memiliki waktu kurang dari tiga hari untuk memindahkan para imigran," kata Philli Boyle, ketua badan Amal Help Refugees.
Hingga saat ini, organisasi pemerhati imigran masih melakukan upaya-upaya negosiasi dengan otoritas Prancis. Mereka berharap dapat menemukan solusi terbaik untuk para pengungsi.
Boyle mengaku timnya mengalami kekurangan personil. Sementara, Help Refugees fokus memindahkan perempuan dan anak-anak.
"Kami akan melakukan apa saja yang kami bisa untuk menyelamatkan sebanyak mungkin imigran," kata Boyle menambahkan.