REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran telah memindahkan inti reaktor nuklir Arak dan mengisinya dengan semen. Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan nuklir yang ditandatangani Iran dengan negara kekuatan dunia.
Seperti diberitakan kantor berita Iran, FARS, pada Senin (11/1), Iran telah mengurangi kemampuan reaktor menghasilkan plutonium. Langkah ini diharapkan dapat memuluskan jalan agar sanksi untuk Teheran diangkat.
Berdasarkan kesepakatan, Iran menerima reaktor Arak akan dikonfigurasi ulang sehingga tak bisa lagi menghasilkan plutonium untuk bom nuklir. Cina, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia, dan Jerman telah sepakat berpartisipasi mendesain ulang dan membuat konstruksi modern reaktor.
Nasib reaktor Arak merupakan salah satu hal terberat dalam negosiasi. Iran dan enam kekuatan dunia kemudian mencapai kesepakatan terkait hal itu yang dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Juru bicara Badan Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengatakan pada Senin, Iran telah memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir Juli. "Pelaksanaan JCPOA akan selesai dalam tujuh hari ke depan," ujarnya.
Presiden Iran Hassan Rouhani juga mengomentari hal ini. Ia berharap sanksi terhadap Iran akan dicabut dalam beberapa hari ke depan.
Secara terpisah Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, sanksi nuklir terkait Uni Eropa terhadap Iran bisa segera diangkat.
"Saya dapat memberitahu anda harapan saya adalah hal ini bisa terjadi lebih cepat. Pelaksanaan perjanjian berjalan dengan baik," ujar Mogherini.
Iran selama ini mengatakan reaktor 40 megawatt tersebut bertujuan memproduksi isotop untuk kanker dan perawatan medis lainnya. Mereka membantah aktivitas nuklirnya ditujukan untuk mengembangkan senjata.