Selasa 12 Jan 2016 12:32 WIB

Pengamat Klaim Video Peluncuran Rudal Korut Palsu

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Rudal/ilustrasi
Foto: wikipedia
Rudal/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Cuplikan video kapal selam yang meluncurkan rudal balistik (SLBM) Korea Utara dirilis oleh Pyongyang dua hari setelah mengumumkan melakukan uji coba nuklir. Namun, menurut analisis yang berbasis di Kalifornia, video tersebut dipalsukan.

Bertentangan dengan larangan PBB, negara terisolasi tersebut mengatakan memiliki tekonologi rudal balistik yang bisa meluncurkan ledakan nuklir di hulu dari kapal selam. Meski para ahli dan analis meragukan klaim media pemerintah Korut tersebut.

Televisi pemerintah Korut menayangkan rekaman uji coba terbarunya Jumat lalu. Peluncuran SLBM dikabarkan telah terjadi pada Desember.

"Roket dikeluarkan dinyalakan dan kemudian gagal serempak," kata seorang peneliti senior di Middlebury Institute's James Martin Centre fo Noproliferation Studies (CNS) yang berbasis di Kalifornia, Melissa Hanham.

Militer Korea Selatan mengatakan, Korut tampaknya telah memodifikasi video dan mengedit cuplikan rudal pada 2014. Analisis CNS menunjukkan dua frame video dari media negara digunakan di mana api menelan misil dan bagian kecilnya melepaskan diri.

"Korea Utara menggunakan editing video berat untuk menutupi fakta ini," kata Hanham melalui surat elektronik.

Ia melanjutkan, Korut menggunakan sudut kamera yang berbeda dan editing untuk membuat peluncur tampak meluncurkan rudal terus-menerus. Analis video menunjukkan, propaganda Korut menggunakan teknik editing dasar untuk memotong dan membalik rekaman video lama. Video tersebut digunakan karena tes ejeksi lebih sukses.

Klaim Korut uji nuklir keempat dan yang paling terbaru dilakukan Rabu lalu adalah sebuah bom hidrogen menarik skeptisisme dari pemerintah AS dan para ahli. Hal ini juga belum jelas apakah Korut telah mengembangkan perangkat nuklir yang cukup kecil untuk menempel pada rudal.

 

Baca juga: Sultan Malaysia Pemerkan Truk Termahal di Dunia

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement