REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menilai terlalu dini untuk berbicara mengenai pemberian suaka politik kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Putin menganjurkan reformasi konstitusi untuk Suriah.
Hal itu ia sampaikan ketika berbicara dalam sebuah wawancara dengan harian Bild Jerman yang diterbitkan pada Selasa (12/1). Menurut Putin, selain konstitusi baru Suriah, perlu pula digelar pemilu demokratis.
"Assad tak perlu pergi ke mana pun, bahkan jika ia tak menang," ujarnya.
Putin mengusulkan konstitusi baru sebagai langkah pertama menemukan solusi politik di Suriah. Meski ia mengakui prosesnya tak mudah.
"Saya percaya itu perlu untuk bergerak ke arah reformasi konstitusi (di Suriah). Ini adalah proses yang rumit, tentu saja. Setelah itu atas dasar konstitusi baru, (Suriah harus) mengadakan pemilihan presiden dan parlemen," kata Putin.
Rusia, Amerika Serikat, dan negara Timur Tengah mendukung pembicaraan antara Suriah dan oposisi. Namun hal itu tak akan mudah karena perbedaan sikap mengenai Assad. Faksi Barat dan negara Teluk secara tegas ingin agar Assad turun. Sementara Rusia dan Iran ingi tetap mempertahankan Assad.
Baca juga, Lokasi Penyimpanan Uang ISIS Diserang, Jutaan Dolar Hangus.