Selasa 12 Jan 2016 14:41 WIB

Bantuan di Madaya Masih Kurang

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Konvoi bantuan Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan PBB brkumpul sebelum menuju Madaya dari Damaskus. Konvoi juga membantu Foua dan Kefraya di Provinsi Idlib, Senin, 11 Januari 2016.
Foto: Reuters/Omar Sanadiki
Konvoi bantuan Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan PBB brkumpul sebelum menuju Madaya dari Damaskus. Konvoi juga membantu Foua dan Kefraya di Provinsi Idlib, Senin, 11 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MADAYA -- Kepala Komite Lokal di Madaya, Suriah, Mousa al-Maleh mengatakan jumlah bantuan yang disampaikan masih kurang dari apa yang dibutuhkan. Menurutnya jumlah barang yang tiba masih terlalu kecil dan tak akan bertahan lama.

"Ini lelucon. Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk membantu mengakhiri pengepungan ini dan membantu rakyat Madaya," ujar al-Maleh.

Aktivis Media di Idlib Anas Maarawi mengatakan, empat truk bantuan juga tiba di kota-kota Fouaa dan Kefraya pada Senin(11/1). Sisa bantuan menurutnya masih dalam perjalanan dan diperkirakan ada sekitar

16 truk lain.

(Baca: 400 Warga Madaya Perlu Evakuasi Medis)

Pengepungan di kota-kota Suriah seperti Madaya tak sedikit menyebabkan kelaparan yang berujung kematian. Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan setidaknya ada 28 orang termasuk enam bayi di bawah satu tahun, yang meninggal karena kelaparan di Madaya.

MSF juga telah mengidentifikasi 250 orang menderita malnutrisi akut. Sekitar 10 orang di antaranya bahkan harus menjalani rawat inap untuk menyelamatkan nyawa mereka.

(Baca: Truk Bantuan Pertama untuk Madaya Tiba)

"Kami telah melihat dengan mata kami sendiri anak-anak yang menderita gizi buruk. Saya yakin ada juga orangtua yang kekurangan gizi dan memang benar mereka kekurangan gizi, sehingga kelaparan," kata Koordinator PBB untuk Penduduk dan Kemanusiaan Yacoub El Hillo kepada Reuters melalui telepon.

Selain bantuan bahan makanan pokok yang telah dikirim pada Senin, EL Hillo mengatakan operasi skala besar lain akan mengirimkan gandum, tepung, obat-obatan dan barang-barang non makanan ke kota-kota itu.

Rencananya pengirman akan selesai pada Kamis (14/1).

Presiden Bashar al-Assad membantah telah memblokade kota. Ia juga menuduh pemberontak menimbun makanan dan menyalahkan mereka atas penderitaan warga sipil.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement