Rabu 13 Jan 2016 13:12 WIB

Takut Diteror, Pemimpin Yahudi Minta Umatnya Lepaskan Kippah

Rep: C21/ Red: achmad syalaby
Orang Yahudi dan bendera AS.ilustrasi
Foto: nleresource.com
Orang Yahudi dan bendera AS.ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PRANCIS -- Pemimpin utama Yahudi di Marseille, Prancis, mendesak warga Yahudi untuk berhenti memakai kippah (kopiah Yahudi) setelah aksi penyerangan terhadap seorang guru Yahudi. “Tindakan luar biasa yang diperlukan untuk melindungi kehidupan Yahudi,” ujar Kepala Marseille Israel Konsistori, Zvi Ammar, Selasa (12/1).

Hal itu, dikatakan Ammar, setelah seorang guru ditikam oleh seorang anak yang dilaporkan terlibat kelompok radikal ISIS. Serangan pada Senin (11/1) itu menyebabkan seorang guru bernama Benjamin Amsellem terluka di bahu dan tangan. Saat itu, Amsellem memang telah mengenakan kippah.

Ammar menyerukan pada orang-orang Yahudi agar tidak memakai kippah di jalan untuk menghindari identifikasi sebagai Yahudi. "Sangat menyedihkan untuk menemukan diri kita dalam posisi ini pada 2016, di negara demokrasi besar seperti Prancis," katanya. "Tapi, dihadapkan dengan situasi yang luar biasa, kita harus mengambil langkah-langkah yang luar biasa. Hal ini menyebabkan saya sakit tersebut untuk sampai pada kesimpulan ini, tetapi saya tidak ingin orang mati di Marseille karena mereka memiliki kippah di kepala."

Ammar mengetahui komentarnya akan membuat marah beberapa orang Yahudi. Namun, dia menjelaskan, tidak ada yang lebih penting dari melindungi nyawa manusia. Dia mengatakan kepada media Prancis pada Selasa (12/1), meminta orang-orang Yahudi untuk pergi tanpa kippah sampai hari yang lebih baik.

Namun, kepala rabi Prancis, Haim Korsia, mendesak orang-orang Yahudi di Marseille untuk tidak mengikuti saran tersebut. "Kita tidak harus menyerah pada apa pun, kita akan terus memakai kippah," kata Haim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement