Kamis 14 Jan 2016 09:06 WIB

Palestina Hadapi Musim Dingin Setelah Israel Kurangi Pasokan Gas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Renovasi Daqu Gaza, Palestina.
Foto: Abdillah Onim
Renovasi Daqu Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel telah secara drastis mengurangi pasokan gas alam ke Kota Gaza, Palestina. Kondisi ini membuat Gaza menghadapi kondisi cuaca dingin yang memburuk.

Masyarakat Palestina mengatakan, Israel telah sangat membatasi pasokan gas ke Jalur Gaza selama musim dingin ini. Ini memicu gangguan besar untuk kehidupan biasa bagi sebagian besar keluarga dan memperburuk akibat dampak cuaca dingin.

Anggota dari Front Populer untuk Pembebasan komite Palestina di Gaza, Tholfkar Swairjo mengatakan, jumlah gas yang memasuki Gaza telah menurun setidaknya 50 persen sejak awal Desember 2015.

"Orang-orang yang menderita kekurangan (gas), terutama karena banyak mobil telah dikonversi untuk menggunakan gas sebagai pengganti bensin karena tingginya harga premium," katanya kepada Al Jazirah seperti dikutip, Kamis (14/1). (Swedia Tuntut Penyelidikan Serangan Israel ke Palestina).

Sweirjo menuduh pemerintah Israel melakukan pengurangan gas ini untuk mengintensifkan tekanan terhadap Gaza. Ini dalam upaya untuk menekan orang-orang terhadap kelompok pejuang Hamas yang mengatur jalur Gaza.

Pernyataan itu muncul sepekan setelah International Middle East Media Center mengutip Mohamed al-Abadaleh, juru bicara dari asosiasi pemilik bahan bakar dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Gaza, mengatakan ini adalah pekan keempat sejak pemerintah Israel secara drastis mengurangi pasokan gas masak di Jalur Gaza. ‘’Jumlah gas diizinkan masuk ke wilayah Palestina hanya 15 persen dari yang biasanya dibutuhkan,’’ katanya.

Direktur pemantauan Hak Asasi Manusia (HAM) Euro-Mediterranean yang berbasis di Gaza, Ramy Abdu mengatakan kepada Al Jazirah, lebih dari 20 persen rumah tangga di jalur Gaza tidak memiliki gas, termasuk rumah sakit dan sekolah.

"Biasanya kami menunggu beberapa hari untuk mendapatkan jatah gas kita, tapi kini membutuhkan berminggu-minggu. Kita berbicara tentang kekurangan permanen selama musim dingin," katanya.

Karena kurangnya pasokan, beberapa restoran telah terpaksa tutup. Abdu mengatakan, kekurangan listrik telah memperparah krisis, karena penduduk mengandalkan gas. Dia juga mengatakan, sektor pertanian Gaza yang sangat bergantung pada gas untuk mengaliri rumah kaca, terutama karena Israel menyemprot herbisida untuk menghancurkan tanaman.

Dengan sulitnya pasokan gas, ini membuat sektor pertanian di Gaza semakin terluka. "Selama 10 tahun terakhir, Israel telah memberlakukan blokade yang telah membuat hidup sengsara di Gaza," kata Abdu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement