Kamis 14 Jan 2016 15:37 WIB

Australia Tolak Permintaan AS Beri Bantuan Lebih Lawan ISIS

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
Foto: AP
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia telah secara resmi menolak permintaan Amerika Serikat untuk memberikan lebih banyak bantuan militer demi menangkal kelompok bersenjata ISIS. Australia berpendapat telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pertempuran itu.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter pada Desember 2015 meminta para rekan koalisi memerangi para ekstremis dan kelompok militan lainnya di Irak dan Suriah untuk sebuah komitmen yang lebih baik menyusul serangan di Paris yang menewaskan 130 orang.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengisyaratkan pada saat itu tidak ada keinginan untuk melakukan langkah tersebut dan Menteri Pertahanan Marise Payne mengatakan komitmen Australia saat ini sudah cukup.

"Australia telah mempertimbangkan permintaan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter terkait kontribusi substansial yang telah kami lakukan untuk melatih pasukan keamanan Irak dan terkait serangan udara kami. Pemerintah telah menginformasikan Menteri Carter kontribusi kami saat ini akan terus berlanjut," ujarnya dalam sebuah pernyataan pada Rabu (13/1).

Keputusan itu datang beberapa hari sebelum pertemuan antara Turnbull dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Washington dalam kunjungan yang berfokus pada terorisme dan perselisihan teritorial. Pada saat kunjungan itu, dia akan menyampaikan pidato mengenai isu keamanan nasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Australia memiliki sekitar 780 pasukan pertahanan di Timur Tengah yang mendukung operasinya melawan kelompok bersenjata ISIS dan telah aktif di Irak selama beberapa bulan. Banyak di antaranya bermaskas di Irak dengan 400 orang tergabung dalam Kelompok Pasukan Udara yang menerbangkan enam jet tempur F/A-18 Hornet untuk melakukan misi pemboman.

Sebanyak 300 orang lainnya bermarkas di Baghdad untuk membantu melatih pasukan keamanan Irak sementara 80 lainnya menjadi penasihat dan mendampingi operasi-operasi anti teror dengan pihak militer Irak. Pada akhir tahun lalu, Australia mulai melakukan serangan udara terhadap sasaran-sasaran kelompok ISIS di Suriah sebagai bagian dari koalisi yang beranggotakan 60 negara yang dipimpin Amerika Serikat untuk melawan para ekstremis.

 

Baca juga: Dubes AS Sampaikan Belasungkawa pada Korban Bom Sarinah

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement