REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina menyatakan khawatir kelompok ISIS merekrut warga negaranya yang bekerja di Timur Tengah, sehari setelah pegaris keras terkait kelompok itu melakukan serangan di Jakarta.
Presiden Benigno Aquino mengatakan kepada wartawan petugas intelijen Filipina akan meminta rekan Timur Tengah mereka mengawasi kemungkinan radikalisasi dalam masyarakat Filipina di wilayah itu. Warga Filipina di Timur Tengah berjumlah hingga dua juta orang.
"Kita harus berhati-hati. Kita akan berkoordinasi dengan badan intelijen (Timur Tengah) untuk memantau masyarakat itu untuk melihat apakah mereka dipengaruhi ISIS. Kita tidak bisa seperti seekor burung unta, yang menyembunyikan kepalanya di dalam tanah untuk menghindari masalah. Apakah ada ancaman terpercaya? Apakah ada ancaman spesifik? Tidak ada. Apakah ada ancaman umum? Ya, ada. Kita tidak kebal dari masalah ekstremisme," katanya, JUmat (15/1).
Secara khusus, dia mengatakan seorang Filipina-Lebanon dan seorang Filipina-Saudi, keduanya tinggal di luar negeri, telah berusaha untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Pada bulan ini, kelompok keras Abu Sayyaf, yang berbasis di Filipina, menyiarkan video berjanji setia kepada ISIS.