REPUBLIKA.CO.ID, OUGADOUGOU -- Pasukan keamanan Burkina Faso merebut kembali Hotel Splendid di ibu kota Ougadougou yang dikuasai Alqaidah, Sabtu (16/1). Serbuan kelompok bersenjata dari kelompok militan di hotel tersebut pada Jumat (15/1) menewaskan puluhan turis dan warga setempat.
Penyerangan Ouagadougou yang diklaim oleh Alqaidah in The Islamic Maghreb (AQIM) menandai perluasan operasi militansi mereka di Afrika Barat. Serangan itu mengikuti serangan serupa pada bulan November di sebuah hotel mewah di ibukota Mali, Bamako, yang menewaskan 20 orang, termasuk warga Rusia, Cina dan Amerika Serikat.
Presiden Burkina Faso, Roch Marc Kristen Kabore, menyebutkan 23 orang dengan 18 kebangsaan berbeda tewas dalam serangan itu. Lokasi yang disasar antara lain Hotel Splendid dan restoran Cappuccino yang kerap disinggahi turis Barat atau tentara Perancis yang berbasis di Burkina Faso.
Pihak berwenang tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas para korban. Namun, pemerintah Perancis mengumumkan dua warga negaranya tewas dalam insiden tersebut.
Perancis akan mengirim tim untuk membantu menyelidiki serangan itu, dan pengadilan Perancis membuka penyelidikan atas pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Sampai serangan Jumat, Burkina Faso terbilang aman dari kekerasan yang melanda negara-negara tetangganya, dikutip dari Reuters, Ahad (17/1).