Ahad 17 Jan 2016 08:41 WIB

Israel Cemas dengan Kesepakatan Nuklir Iran

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri urusan strategis Israel Gilad Erdan memperingatkan bahwa pelaksanaan kesepakatan nuklir antara kekuatan dunia dan Iran akan membahayakan Timur Tengah.

Kesepakatan itu juga gagal untuk mengekang program atom Teheran.

"Pelaksanaan perjanjian nuklir mengantar kita ke era baru dan berbahaya, di mana Iran dibebaskan dari sebagian besar sanksi ekonomi tanpa harus keluar dari program nuklirnya atau memberikan penjelasan untuk kegiatan militernya," kata Erdan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Ahad (17/1).

Erdan, yang juga menteri keamanan publik, mengatakan, Iran terus memasok senjata ke kelompok-kelompok teror, seperti Hizbullah dan Hamas.

Sementara, campur tangan dalam urusan internal negara-negara Teluk melanggar larangan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB), yaitu mengembangkan rudal balistik.

"Ini adalah hari yang sulit bagi semua negara di wilayah yang berharap Iran tidak akan dapat memperoleh senjata nuklir dan akan berhenti ikut campur di kawasan itu," kata Erdan.

Iran dan kekuatan dunia yang dipimpin oleh Amerika Serikat sedang menunggu pengumuman dari pengawas atom PBB yang menyatakan bahwa Iran telah memenuhi langkah-langkah yang diatur dalam kesepakatan nuklir penting pada 2015 dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Israel mencoba untuk mencegah kesepakatan itu, dengan alasan itu tidak akan menghentikan Iran dari mengembangkan senjata atom. Namun, Iran selalu membantah mencari bom nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement