REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Lembaga antariksa NASA meluncurkan satelit baru untuk memantau pemansan global. Satelit bernama Jason-3 ini mampu melacak arus dan peningkatan level laut dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dilansir Aljazirah, Senin (18/1) ilmuan Amerika Serikat dan Prancis meluncurkan satelit dengan kemampuan mengukur ketnggian laut di dunia dalam 4 centimeter. Misi senilai 180 juta dolar AS itu diharapkan dapat memberikan data penting untuk melacak perubahan jangka panjang iklim dan peran laut dalam pemanasan global.
Jason-3 diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9 dari pangkalan Vandenberg di California pada Ahad (17/1). Satelit akan memetakan bukit dan lembah dari permukaan laut dari orbit sejauh 1.300 kilometer di atas bumi.
Oseanografer dan ilmuan misi ini di Laboratorium Jet Propulsion NASA Josh Willis mengatakan, lebih dari 90 persen panas yang terjebak gas rumah kaca merupakan hasil pemanasan laut.
"Yang menyebabkan meluasnya air dan semakin meninggi," ujarnya.
Mencairnya air dari pemansan gletser dan lembaran es menambah ketinggian permukaan luat. Sehingga pengukuran ketinggian permukaan laut ini penting.
"Dua hal ini bersama-sama memberi jangkauan global perubahan iklim yang disebabkan manusia dengan cara yang indikator atau pengukuran lain tak lakukan," kata Willis.
Dengan perpindahan tempat lebih dari enam kilometer per detik, satelit mampu mengembalikan data dari semua titik di dunia setiap 10 hari. Willis mengatakan ada radar yang melekat di satelit. Itu akan memantulkan radar gelombang dari permukaan laut dan mengukur berapa lama waktu yang diperlukan untuk turun dan kembali normal.
"Ini memberikan kita perkiraan jarak antara satelit dan Samudera yang sangat sederhana," kata Willis.
Willis menambahkan, pelacakan ketinggian laut ini juga penting untuk memahami perkembangan pola cuaca El Nino.