REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Empat orang yang berpenampilan seperti seorang Muslim terpaksa gagal ikut penerbangan American Airlines dari Toronto, Kanada menuju New York City. Keempat orang ini dituduh membuat para kru dan penumpang penerbangan merasa tidak nyaman dengan keberadaan mereka.
Keempat orang tersebut adalah Shan Anand, Naimul Alam dan dua orang lagi berinisial WH dan MK. Mereka berpergian dan duduk di tempat yang bersamaan.
Anehnya ternyata dari keempat orang yang mengalami diskriminasi itu, dua di antara mereka ternyata penganut Sikh. Sedangkan lainnya memang Muslim dari Bangladesh dan Arab.
Dalam sebuah wawancara dengan New York Daily News, satu dari empat penumpang berinisial WH mengatakan pramugari pesawat memintanya turun dari pesawat. "Saya pikir itu adalah evakuasi, jadi saya tidak berpikir apa-apa. Tapi kemudian dia mengatakan kepada saya untuk mengambil tas dan ternyata hanya saya sendiri yang disuruh turun," katanya dilansir dari Independent, Selasa (20/1).
Kru pesawat mengatakan kepada mereka bahwa pramugari dan kapten merasa gelisah dengan keberadaannya dan tiga orang lain yang berpenampilan seperti teroris. Ia merasa perlakuan maskapai terhadap empat orang ini sangat tidak pantas dan diskrimintif rasial.
Shah Anad yang juga pengikut Sikh menggunakan sorban dan memiliki jenggot. Karena seperti itulah penampilan dari pengikut Sikh.
Atas perlakuan tidak menyenangkan ini, empat orang tersebut melakukan gugatan kepada pihak maskapai penerbangan yang diajukan ke pengadilan New York Senin (18/1) dan menuntut kompensasi sebesar satu juta dolar AS setiap orang. Namun pihak maskapai Republik Airways yang merupakan anak perusahaan American Airlines menolak mengomentari hal ini.