Rabu 20 Jan 2016 16:34 WIB

Korban Terus Berjatuhan, Militan Tembaki Mahasiswa dan Dosen di Lorong Kampus

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line
Foto: [ist]
Police Line

REPUBLIKA.CO.ID, CHARSADDA -- Jumlah korban tewas serangan di sebuah universitas di Pakistan terus bertambah. Kini jumlah korban tewas tercatat 30 orang dan puluhan lainnya dinyatakan terluka.

Seperti dilansir laman the Guardian, Rabu (20/1), sekelompok orang bersenjata memasuki Universitas Bacha Khan di Charsadda, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa pada pukul 09.30 waktu setempat. Mereka menembaki mahasiswa dan dosen di kelas dan lorong-lorong kampus.

Jumlah korban tewas terus bertambah di tengah serangan yang berlangsung. Pada tengah hari waktu setempat, menteri provinsi menyebut korban tewas telah mencapai 30 jiwa. Namun laporan ini belum diverifikasi dan saksi mata mengatakan, jumlah korban diperkirakan lebih tinggi.

Salah seorang mahasiswa yang berhasil lolos, Naseer, mengatakan ia menghitung ada 56 mayat. Ia juga mengaku melihat langsung orang-orang bersenjata menembaki siswa pria dan wanita tanpa diskriminasi. "Mereka langsung menembaki kepala siswa," katanya.

Lain lagi keterangan yang diberikan pemilik agen perjalanan di Charsadda, Iftikar Khan. Menurutnya saat mengunjungi rumah sakit diperkirakan ada rombongan ambulans yang membawa hingga 100 mayat.

Kebanyakan dari mereka menurutnya merupakan perempuan.

Tayangan televisi menunjukkan tentara memasuki kampus sementara ambulans berbaris di luar gerbang utama. Para orangtua yang cemas menunggu sambil saling menenangkan satu sama lain.

Juru bicara militer mengklaim, empat dari penyerang telah tewas oleh pasukan keamanan. Reuters melaporkan polisi Pakistan mengklaim telah memojokkan kelompok bersenjata di lantai dua dan tiga universitas.

Wakil Inspektur Jenderal Saeed Wazir mengatakan, mereka melancarkan operasi di dalam universitas dan mencoba untuk mengevakuasi para siswa dan staf dari institusi.

Baca juga, Universitas Pakistan Diserang, Setidaknya 20 Tewas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement