REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan angka pengangguran rata-rata dunia akan terus meningkat pada 2016 hingga 2017 mendatang. Kendati tingkat pengangguran menurun di sejumlah negara maju, namun analisis terbaru memperlihatkan bahwa krisis ketenagakerjaan global belum berakhir.
Angka pengangguran yang meningkat tersebut disumbangkan dari beberapa negara dengan ekonomi yang berkembang (emerging economies), baik yang sudah dan sedang berkembang.
Laporan ILO menyebutkan angka terakhir untuk pengangguran pada 2015 diperkirakan mencapai 197,1 juta orang dan pada 2016 perkiraan tersebut meningkat hingga 2,3 juta mencapai 199,4 orang. Tambahan sekitar 1,1 juta pengangguran diperkirakan meningkatkan jumlah penghitungan global pada 2017, menurut Laporan ILO berjudul World Employment and Social Outlook – Trends 2016 (WESO).
"Perlambatan yang berarti dalam perekonomian di negara-negara sudah berkembang ditambah dengan penurunan tajam dalam harga-harga komoditas memberikan dampak yang dramatis terhadap dunia kerja, ” kata Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Rabu (20/1).
Ia mengungkapkan banyak pekerja perempuan dan laki-laki yang harus menerima pekerjaan berupah rendah baik di negara-negara sudah berkembang maupun berkembang dan juga semakin meningkat di negara-negara maju.
Kendati terjadi penurunan pengangguran di sejumlah negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat, masih terlalu banyak orang yang menganggur. Pada 2015, jumlah pengangguran global berkisar 197,1 juta hingga 27 juta lebih tinggi dibandingkan tingkat pra krisis 2007.