REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Cina mengisyaratkan dukungannya bagi pemerintah Yaman yang sedang memerangi milisi Houthi. Hal tersebut disampaikan saat hari pertama kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Arab Saudi.
Arab Saudi dan Cina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (20/1), kedua negara menegaskan dukungan mereka untuk kesatuan, kemerdekaan dan kedaulatan Yaman. Pernyataan tersebut dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Cina, setelah Xi bertemu Raja Saudi Salman bin Abdulaziz di Riyadh pada Selasa (19/1).
Pernyataan mengatakan, semua kelompok sosial, agama dan politik di Yaman harus menjaga solidaritas nasional mereka. Semua pihak di Yaman juga diminta untuk menghindari segala keputusan yang dapat menyebabkan gangguan sosial dan kekacauan.
"Kedua belah pihak menekankan dukungan untuk rezim yang sah di Yaman," kata pernyataan tersebut.
Saat ditanya posisi Cina terhadap Yaman, apakah akan lebih memihak Saudi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hong Lei mengatakan Cina selalu bertindak demi kepentingan orang-orang Yaman dan memelihara perdamaian di Timur Tengah. Menurut Hong Cina juga mempromosikan pembicaraan damai.
"(Kami) harap bentrokan di Yaman dapat segera berakhir secepat mungkin dan dapat segera tercapai rekonsiliasi sehingga negara tersebut bisa kembali stabil," ujar Hong.
Cina bergantung pada kawasan Timur Tengah untuk urusan minyak. Namun cenderung meninggalkan diplomasi bersama empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Rusia.
Namun Cina berusaha lebih terlibat terutama di Suriah.
Kini Cina nampaknya mencoba lebih berperan di Yaman. Selama ini koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara ke Yaman untuk melawan kelompok Houthi yang disebut-sebut didukung Iran.
Baca juga:
'Jika Kim Jong-un tidak Aneh, Dia tak akan Jadi Penerus Ayahnya'
Kakek Asal Inggris Ini Ternyata Anak Tertua Sultan Malaysia