REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Ribuan kiriman, diduga dari Cina, membanjiri halaman Facebook Presiden terpilih Taiwan, Tsai Ing Wen.
Tsai beserta Partai Progresif Demokratis (DPP) pimpinannya, yang condong ke kemerdekaan, menang pemilihan presiden dan anggota parlementer dengan telak pada Sabtu. Hal ini memicu kekhawatiran di Beijing, dia mungkin mendorong kemerdekaan resmi Taiwan.
Pada Kamis pagi (21/1), lebih dari 40 ribu nama memberikan tanggapan di halaman Facebook-nya, dalam pengulangan kejadian serupa pada November. Banyak di antara kiriman itu menggunakan tulisan Mandarin sederhana, yang digunakan di Cina daratan.
Banyak pula di antaranya mengulang pernyataan umum Partai Komunis Cina terkait betapa memalukan jika mereka melukai Tanah Air. "Mengapa para warga Taiwan berpikir kami telah dicuci otaknya? Kami semua diajarkan sejak kecil bahwa para warga Taiwan merupakan rekan seperjuangan dan Taiwan merupakan pulau yang berharga," kata salah satu kiriman, yang diduga dari warga Cina.
Sejumlah kiriman lainnya mengacu kepada Tsai sebagai gubernur provinsi Taiwan. "Taiwan benar-benar merupakan bagian dari Cina kecuali jika kau dididik dengan cara yang salah," ujar salah satu kiriman dalam bahasa Inggris.
Facebook diblokir di Cina, tapi terdapat cara menerobosnya, bahkan jika sebagian besar warga Cina tidak memiliki akses terhadap teknologi itu.
Juru Bicara DPP Ruan Cau Hsiung mengatakan, pengguna internet Cina hanya menggunakan kebebasan berpendapat mereka. "Selama komentar mereka tidak terlalu ekstrem, kami akan menghormati mereka sepenuhnya," kata Ruan.