REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menawarkan teknologi untuk memblokir ISIS di perbatasan Turki dengan Suriah. Seorang pejabat senior AS mengatakan AS ingin meningkatkan upaya menolong Turki mengamankan perbatasannya, Rabu (20/1).
Washington dan Ankara telah mendiskusikan isu pertahanan perbatasan dalam beberapa bulan terakhir. Perbatasan sepanjang 98 km yang membentang luas tersebut sering dimanfaatkan ISIS untuk pasar gelap dan penyelundupan materi perang.
ISIS menduduki sisi perbatasan bagian Suriah sehingga upaya pengamanannya jadi darurat pascaserangan mematikan Paris November lalu. Beberapa penyerang dalam insiden tersebut menggunakan perbatasan Suriah-Turki untuk menuju wilayah Eropa.
Wakil Presiden AS Joe Biden akan tiba di Turki pada Kamis (21/1) dan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga Perdana Menteri Ahmet Davutoglu. Mereka akan mendiskusikan cara baru melawan ISIS.
Kunjungan Biden ke Istanbul ini adalah kunjungan level tinggi terbaru ke negara sekutu NATO. Menteri Pertahanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson juga dijadwalkan berkunjung menemui pemerintah Turki dengan delegasinya pada Februari.
"Mereka akan memberi menu teknologi tertentu terkait pengendalian perbatasan," kata pejabat tersebut pada Reuters.
Menurutnya, beberapa yang ditawarkan adalah balon pengintai aerostat dan teknologi antiterowongan. AS sedang bersiap membagi metode untuk mendeteksi material yang digunakan dalam perangkat ledak.
Turki berencana menambah pasukan sebanyak 25 ribu tentara reguler di perbatasan. Juga menambah pagar dan instalasi penghalang. "Turki harus melakukan lebih untuk mengendalikan perbatasannya," kata Menteri Pertahanan AS Ashton Carter.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: Candi Borobudur Dibom Ekstremis