REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah laporan baru dari Ellen MacArthur Foundation menyatakan 10 tahun lagi jumlah sampah di laut akan melebihi jumlah ikan. Hal itu akan terjadi apabila negara-negara di seluruh dunia tidak mengambil tindakan positif untuk mendaur ulang limbah.
Saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta ton sampah plastik di laut. Setidaknya delapan juta ton sampah plastik bocor ke laut, setara dengan satu truk per menit.
"Jika tidak ada tindakan yang diambil, jumlahnya bisa meningkat menjadi dua truk per menit pada 2030 dan empat truk per menit pada 2050," kata laporan itu, dikutip People's Daily, Kamis (21/1).
Pada 2025, perbandingan sampah plastik dan ikan diperkirakan berskala 1:3. Setelahnya, jumlah sampah plastik akan lebih banyak daripada yang ikan.
Sebanyak 95 persen dari keseluruhan limbah plastik adalah kemasan yang sesungguhnya bisa didaur ulang. Laporan itu memperkirakan nilai ekonomisnya bisa mencapai 80 sampai 120 miliar dolar AS.
Sebagai aksi darurat, pemerintah harus menyiapkan aturan baru untuk mengontrol buangan sampah plastik ke alam. Saran lain, yakni mencari bahan baku pengganti minyak mentah dan gas alam yang digunakan dalam proses produksi barang-barang plastik itu.
"Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil di seluruh dunia perlu memobilisasi dan menangkap peluang untuk menghidupkan siklus ekonomis baru dari produk plastik," sebut Ellen MacArthur Foundation dalam laporannya.