Jumat 22 Jan 2016 03:07 WIB

Bangladesh Benarkan Warganya di Singapura Adalah Militan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Julkifli Marbun
Singapura
Foto: AP
Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Kepolisian Bangladesh membenarkan 14 orang warganya yang dideportasi dari Singapura terlibat kelompok militan. Kasus ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas pertumbuhan militansi Islam di negara Asia Selatan.

Polisi mengatakan mereka telah menemukan bukti hubungan dengan al-Qaeda dan ISIS. Tetapi 14 dari mereka adalah anggota dari sebuah kelompok yang dipersalahkan atas serangan terhadap lima blogger sekuler.

"Mereka terkait dengan kelompok militan Islam dilarang Ansarullah Bangla Team (ABT)," kata juru bicara polisi Maruf Hossain Sardar.

Dari mereka yang ditangkap lainnya, satu tetap di penjara di Singapura dan 12 lainnya dibebaskan.

"Kami akan terus mengawasi mereka. Ke-12 itu memberi kami komitmen tertulis bahwa ketika kita memberi pertanyaan, mereka akan menjawab," katanya.

Bangladesh telah mengalami gelombang kekerasan militan Islam dalam beberapa bulan terakhir termasuk serangkaian serangan bom di masjid minoritas sekte Muslim dan kuil-kuil Hindu. Militan Islam juga mengklaim membunuh seorang warga Jepang, seorang pekerja bantuan Italia dan seorang polisi.

Namun, pemerintah membantah ISIS hadir di negara berpenduduk 16 juta orang tersebut.

Bulan lalu, enam orang terluka dalam pemboman di sebuah masjid di dalam pangkalan angkatan laut kota pelabuhan Chittagong. Ledakan tersebut merupakan serangan militan pertama di sebuah masjid yang digunakan mayoritas Sunni negara itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement