REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jutaan warga Amerika Serikat (AS) bersiap-siap untuk menggali dan membersihkan timbunan salju pasca badai salju dengan angin kencang menghantam di sejumlah wilayah negara tersebut, Sabtu (23/1).
Larangan perjalanan di New York City telah dicabut pada Ahad (24/1) pukul 07.00 waktu setempat oleh Gubernur Andrew Cuomo. Di Baltimore, larangan perjalanan juga dicabut. Tetapi perintah pembatasan perjalanan tetap berlaku.
Sementara itu, layanan transportasi massal yang sebagian ditutup selama badai salju telah dibuka secara bertahap. Maskapai United Airlines mengatakan, layanan penerbangan di New York City kemungkinan beroperasi secara terbatas yang berlaku pada Ahad sore waktu setempat.
Namun penerbangan di wilayah bandara di Washington DC kemungkinan besar tetap ditutup. Badai salju besar mengakibatkan dua kota besar di AS yaitu Washington dan New York lumpuh, karena ketinggian salju hingga 3 kaki. "Badai salju kali ini termasuk dalam 10 besar badai salju tertinggi," kata ahli badai di musim dingin, Paul Kocin.
New York City yang biasanya ramai tampak seperti sebuah kota hantu. Berbagai pertunjukan Broadway yang dibatalkan. Di Washington, monumen yang biasanya dipadati turis terlihat kosong. Semua angkutan massal di ibu kota itu harus ditutup hingga Ahad.