REPUBLIKA.CO.ID, VIENTIANE -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berharap mendapatkan kejelasan dalam waktu 48 jam tentang parameter pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Suriah yang telah berlangsung lima tahun.
Berbicara di Laos, diplomat tinggi AS itu mengatakan ia telah mengadakan sebuah percakapan yang tergesa-gesa dengan pihak-pihak utama pembicaraan damai, termasuk koleganya dari Prancis, Turki, Rusia, dan Arab Saudi.
Kerry juga telah berbicara dengan utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura untuk memastikan semua orang mempunyai pemikiran yang sama menjelang pembicaraan damai, yang dijadwalkan pada Senin, tetapi sekarang malah diragukan akan terlaksana.
"Kami akan melakukan pertemuan dan pembicaraan akan dimulai. Saya berharap kami akan memiliki kejelasan dalam waktu 24 jam, kira-kira seperti itu, atau dalam 48 jam, pokoknya segera," kata Kerry kepada wartawan selama perjalanan ke Laos, Senin (25/1).
"Kami membahas tentang modalitas gencatan senjata, kami membahas tentang modalitas kemanusiaan atau langkah-langkah lainnya untuk membangun kepercayaan," kata Kerry yang menilai positif negosiasi damai tersebut.
Upaya Kerry merupakan bagian dari dorongan diplomatik terbesar untuk menyelesaikan perang saudara yang telah berlangsung sejak hampir lima tahun yang lalu. Perwakilan dari pemerintah Suriah dan oposisi telah diatur untuk bertemu di Jenewa pada Senin sebagai bagian dari rencana perdamaian selama 18 bulan yang disokong PBB.
Namun, perselisihan tentang bisa tidaknya kelompok bersenjata hadir dalam pembicaraan untuk mewakili oposisi tampaknya telah menunda pelaksanaan pembicaraan damai. Utusan PBB de Mistura dijadwalkan untuk mengadakan konferensi pers pada Senin malam di Jenewa untuk membahas persiapan pembicaraan damai itu.
Baca juga:
India Bangun Stasiun Pelacak Satelit di Vietnam
Sejarah Hari Ini: Presiden AS Siaran Langsung Konferensi Pers Pertama