Rabu 27 Jan 2016 18:39 WIB

AS Kecam Kunjungan Presiden Taiwan ke Pulau Sengketa

Presiden Taiwan Ma Ying-jeou
Foto: AP
Presiden Taiwan Ma Ying-jeou

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Amerika Serikat mengecam Presiden Taiwan Ma Ying-jeou setelah ia mengumumkan rencana berkunjung ke pulau sengketa di Laut Cina Selatan, Kamis (27/1).

AS mengecam rencana tersebut karena sangat tidak membantu wilayah penuh kemelut itu. Pengumuman atas kunjungan itu keluar beberapa pekan setelah petugas keamanan pantai Taiwan mengusir kapal ikan Vietnam di dekat pulau Taiping, pulau kecil kelolaan Taiwan di gugusan kepulauan Spratly. Deretan pulau tersebut diakui sebagian atau keseluruhan oleh Vietnam, Cina, Filipina, Malaysia, dan Brunei.

"Kami kecewa atas rencana Presiden Ma Ying-jeou mengunjungi pulau Taiping. Tindakan itu sangat tidak membantu dan tidak memberikan kontribusi terhadap upaya perdamaian atas sengketa di Laut Cina Selatan," kata Sonia Urbom, juru bicara Lembaga Amerika di Taiwan, yang secara de fakto adalah Kedutaan AS.

(Baca: Taiwan Gelar Latihan Militer Hadapi Cina)

AS merupakan sekutu utama Taiwan dan pemasok utama persenjataan, namun telah berulang kali menegaskan tidak ingin melihat peningkatan ketegangan di wilayah tersebut. Taiwan pada Rabu pagi menyatakan keinginannya menegaskan kembali kedaulatannya di Taiping.

"Pulau Taiping merupakan bagian melekat dari wilayah Republik Cina (ROC/Taiwan)," kata juru bicara kantor kepresidenan Taiwan, Charles Chen, yang secara resmi menggunakan nama ROC untuk Taiwan.

Tujuan perjalanan tersebut untuk mengunjungi personel Taiwan yang ditempatkan di sana menjelang libur Tahun Baru Imlek. Cina yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan, memberikan tanggapan terukur atas kunjungan tersebut.

Meskipun Taiwan menjalankan pemerintahannya secara tersendiri setelah berpisah dari daratan Cina sejak perang sipil pada 1949, Beijing masih menganggapnya sebagai bagian dari "Satu Cina" untuk disatukan lagi.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: Manusia Jadi 'Drakula Pembunuh'

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement