Rabu 27 Jan 2016 20:22 WIB

Harga Minyak Rendah Banyak Karyawan di PHK

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jatuhnya harga minyak dunia membuat kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor minyak dan gas. Pengurangan biaya besar-besaran dilakukan dari anggaran modal belanja dan rantai pasokan.

Seperti diberitakan CNBC konsultan minyak dan gas Det Norske Veritas (DNV GL) menemukan hampir tiga perempat dari 921 eksekutif senior minyak dan gas yang disurvei mempersiapkan perusahaannya untuk menghadapi harga minyak rendah yang berkelanjutan.

PHK merupakan salah satu dari tiga metode yang akan ditempuh untuk mengendalikan biaya. Harga minyak telah anjlok 70 persen sejak musim panas 2014.

BP, salah satu pemain minyak utama mengumumkan PHK besar-besaran. Bulan ini raksasa minyak Inggris itu mengatakan akan memangkas empat ribu pekerjaan eksplorasi dan produksi secara global pada akhir 2017.

Minyak mentah AS WTI dan minyak eropa Brent yang menjadi landasan harga minyak dunia pekan ini jatuh di harga sekitar 30 dolar AS per barel.

Menurut survei, manajer migas Cina jauh lebih optimis dibanding rekan-rekan mereka di negara lain. Hanya 25 persen yang mengaku khawatir tentang rendahnya harga minyak sebagai penghalang pertumbuhan 2016.

"Meskipun penurunan harga minyak dunia, sektor di Cina mendukung tren global akibat meningkatnya permintaan energi dan proyek-proyek yang baru datang," kata manajer umum pengembangan bisnis Greater China di DNV GL, Yi Wu Wolfgang.

Baca juga, Harga Minyak Mentah Dunia Masih akan Rendah, Ini Perkiraannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement