REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Kedutaan Besar RI di Khartoum, Sudan, kembali berpartisipasi dalam International Trade Fair of Khartoum ke-33. Acara yang diselenggarakan Sudanese Free Zones & Markets Co Ltd pada 25 Januari-1 Februari 2016 itu untuk meningkatkan promosi dan ekspor produk Indonesia ke benua Afrika, khususnya di negara tersebut.
Dalam siaran persnya, KBRI menyatakan, Stand KBRI Khartoum yang merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia dalam ajang ITFK, mempromosikan sejumlah produk kiriman dari sejumlah perusahaan dalam negeri, maupun bahan promosi yang dirancang oleh KBRI.
Kegiatan ITFK juga dimanfaatkan KBRI dengan mempromosikan sejumlah paket wisata Nusantara. Dubes RI untuk Sudan, Burhanuddin Badruzzaman dalam pernyataannya menyampaikan partisipasi KBRI Khartoum pada ITFK 2016 dengan pertimbangan pameran tersebut merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk mempromosikan produk Indonesia dan budaya serta pariwisata Nusantara.
"Sekaligus menunjukkan kedekatan dan dukungan pemerintah Indonesia terhadap upaya Pemerintah Sudan dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang ekonomi perdagangan," kata Dubes.
Burhanuddin juga memuji beberapa pengusaha asal Indonesia yang bersedia hadir dan bergabung dalam stand KBRI Khartoum maupun yang mengirimkan sejumlah contoh produknya. Pada IFTK 2016, KBRI Khartoum menyewa stand berukuran 8 x 3 meter dan menugaskan beberapa staf KBRI guna dapat mendampingi dan memfasilitasi para calon pembeli guna dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan Indonesia.
The 33-ITFK 2016 dibuka Wakil Presiden I Sudan Jenderal Bakri Hassan Salih dan diikuti oleh sejumlah perusahaan asing dari daratan Eropa, Afrika dan Asia serta perusahaan Sudan. Para pengujung sangat senang mendatangi stand Indonesia dan terkesan dengan keramahan petugas stand dalam memandu dan memberi penjelasan serta memfasilitasi pengunjung untuk mencari informasi terkait produk buatan Indonesia yang mulai digemari di dataran Afrika, khususnya Sudan.
Suatu kebanggaan stand KBRI Khartoum merupakan salah satu di antara sedikit stand yang dikunjungi Wakil Presiden Pertama Republik Sudan, Letnan Jenderal Hassan Bakri Salih.