REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Rabu (27/1), menolak tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut pernyataannya mendorong aksi teror.
"Sekretaris Jenderal menolak bahasa yang menuduh dia 'mendorong teror'," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Ban.
Sebelumnya Ban mengatakan, ia bisa memahami bagaimana frustasinya rakyat Palestina di pendudukan Israel. Sehingga wajar jika mereka melakukan perlawanan. "Frustasi rakyat Palestina tumbuh di bawah pendudukan Isrel sehingga mengganggu proses perdamaian," ujarnya.
Ban mengatakan komentarnya saat berbicara kepada Dewan Keamanan Nasional PBB terkait keterasingan dan keputusasaan warga Palestna, terutama orang muda yang mendorong kekerasaan sejak Oktober. Kekerasan sejak Oktober telah menewaskan setidaknya 159 warga Palestina dan 25 orang Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (26/1) lantas menuding Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendorong aksi teroris.
Dalam pernyataan terakhir, Ban juga mengutuk penikaman, serangan kendaraan dan penembakan oleh orang Palestina yang ditujukan kepada warga sipil Israel. "Tak ada yang menjadikan teror sebagai alasan."
Dujarric menekankan kepada wartawan Sekretaris Jenderal PBB tetap berpegang pada setiap kata yang ia gunakan di Dewan Keamanan saat berbicara mengenai proses perdamaian Timur Tengah.
Baca juga, Bela Palestina, Netanyahu Sebut Sekjen PBB Dorong Teroris.