REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peneliti Amerika Serikat mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengambil langkah darurat dalam menghadapi virus Zika, Kamis (28/1). Mereka menyebut Zika berkemungkinan sebabkan ledakan pandemik.
Dalam jurnal medis AS, mereka menyeru WHO belajar dari wabah Ebola dan segera membentuk komite darurat yang terdiri dari para pakar. Mereka mengatakan vaksin mungkin baru akan siap diuji dua tahun kemudian. Sementara ketersediaannya untuk publik mungkin baru akan terjadi satu dekade kemudian.
Zika telah membuat panik Brasil dengan laporan kerusakan otak pada bayi yang lahir dari ibu terinfeksi. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes ini telah menyebar ke 20 negara Amerika.
Dalam jurnal American Medical Association, penulis dan ilmuwan Daniel R Lucey dan Lawrence O Gostin mengatakan WHO telah gagal bertindak cepat dalam krisis Ebola sehingga ribuan nyawa melayang. Mereka memperingatkan kekacauan yang sama mungkin terjadi jika tidak segera menangani virus Zika.
"Komite darurat harus segera dibentuk untuk menyarankan Direktur Jenderal sesuatu yang perlu dideklarasikan, Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional," kata Lucey dan Gorstin, dikutip BBC.
Komite tersebut akan memimpin penelitian, pendanaan dan perhatian internasional pada Zika. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan pemerintah AS ingin membangun komunikasi lebih efektif dengan penduduk Amerika terkait risiko virus.
Pencarian vaksin masih dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Texas Medical Branch. Mereka telah mengunjungi Brasil untuk meneliti dan mengoleksi sampel untuk dianalisa di laboratorium dengan keamanan tinggi di Galveston, Texas.
Akses gedung ini dikendalikan oleh polisi dan FBI. Dari dalam fasilitas, Professor Scott Weaver yang merupakan Direktur Institute for Human Infections and Immunity mengatakan penduduk benar untuk takut pada virus. "Ini sangat berisiko signifikan," katanya.
"Jika infeksi pada fetus benar terbukti dan menjadi microcephaly, kita tidak punya kemampuan untuk mengendalikan keluaran penyakit ini. Yang kadang bersifat fatal atau membuat anak terbatas mental. Profesor Weaver mengatakan virus ini pernah meledak di masa lalu menyapu Karibia dan Amerika Latin. "Infeksinya mencapai jutaan orang," kata dia.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: Pasangan Remaja Berdarah Dingin Lakukan Pembunuhan Berantai