Kamis 28 Jan 2016 17:59 WIB

Presiden Rouhani Disambut Menlu Fabius di Prancis

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius (kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani tiba untuk upacara penyambutan di Invalides, Paris, Kamis, 28 Januari 2016.
Foto: AP Photo/Michel Euler
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius (kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani tiba untuk upacara penyambutan di Invalides, Paris, Kamis, 28 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Iran Hassan Rouhani diterima di Prancis dalam rangkaian perjalanan untuk memulihkan kembali hubungan dagang dengan Eropa. Ia berharap dapat mengamankan transaksi perdagangan berharga menyusl pencabutan sanksi internasional atas program nuklir Iran.

Rouhani mengatakan, Prancis dan Iran telah siap membuka lembaran baru. "Waktunya sudah tiba bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan mereka," ujarnya dilansir laman BBC News, Kamis (28/1).

Kedatangan Rouhani disambut Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Invalides Fabius di monumen Invalides Paris, Kamis (28/1). Kunjungan lima hari ke Italia dan Prancis merupakan yang pertama dilakukan seorang presiden Iran selama hampir dua dekade.

Di antara kesepakatan perdagangan keduanya adalah pembelian lebih dari 100 pesawat baru Airbus Prancis. Iran kemungkinan akan membutuhkan ratusan pesawat baru di tahun-tahun mendatang karena kembali menetapkan perjalanan udara komersial pascadicabutnya sanksi.

Pabrikan asal Prancis Peugeot akan kembali ke Iran dalam kesepakatan bersama dengan produsen mobil senilai 436 juta dolar AS. Kepala Asosiasi Pengusaha Prancis Medef, Pierre Gattaz mengatakan, penawaran juga diharapkan akan ditandatangani dengan operator kereta api Prancis SNCF dan perusahaan alumunium Fives.

"Masyarakat Iran perlu semuanya. Negara itu tidak mulai dari awal, mereka punya tenaga kerja yang sangat berpendidikan, potensi pengembangan yang nyata," ujar Gattaz.

Baca juga:

Lima Perempuan Ledakkan Diri di Pasar Chibok

Menengok Kapal Perang Australia di Tepi Laut Jakarta

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement