REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Barack Obama pada Kamis (28/1) mengatakan Amerika Serikat akan mengatasi kelompok ISIS jika perlu di luar Irak dan Suriah, dan Obama mengisyaratkan peningkatan terpusat pada Libya.
Di tengah kekhawatiran bahwa kekosongan pemegang kekuasaan di Libya telah memberikan lahan subur bagi ISIS untuk terus tumbuh, Obama mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas masalah tersebut.
"Presiden menekankan Amerika Serikat akan terus melawan komplotan teroris ISIS di negara manapun jika diperlukan. "Presiden mengarahkan tim keamanan nasionalnya untuk melanjutkan upaya memperkuat tata kelola dan mendukung upaya-upaya kontraterorisme yang sedang berlangsung di Libya dan negara-negara lain di mana ISIS berupaya untuk membangun kekuatan," kata Gedung Putih setelah pertemuan tersebut.
Libya berada dalam kekacauan politik dan diguncang dengan peristiwa kekerasan sejak penggulingan diktator lama Moamer Kadhafi dalam revolusi 2011. Libya sekarang memiliki dua pemerintah dan parlemen, dengan otoritas yang diakui berbasis di timur kota Tobruk dan otoritas milisi yang didukung di Tripoli.
Negara-negara kekuatan dunia telah mendesak faksi-faksi Libya untuk mendukung pembentukan pemerintahan bersatu pekan lalu, berdasarkan kesepakatan yang ditengahi PBB yang bertujuan mengakhiri kelumpuhan politik yang telah memicu munculnya militan-militan ISIS.
Baca juga:
Bersikeras Sajikan Wine, Jamuan Makan Rouhani dan Hollande Batal
Jepang Kecam Film Kontroversi PD II Buatan AS