Senin 01 Feb 2016 09:35 WIB

Kejahatan Jalanan di New Delhi Meningkat, Staf Kepolisian Berkurang Karena Tangani Teroris

Rep: C21/ Red: Muhammad Subarkah
Polusi di New Delhi, India.
Foto: nytimes
Polusi di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID,Kejahatan Jalanan di New Delhi Meningkat, Staf Kepolisian Berkurang Karena Teroris

New Delhi – Kejahatan jalanan seperti penjambretan, pencurian kendaraan bermotor dan rumah menjadi merajalela terus meningkat di New Delhi, India, pada separuh bulan pertama tahun 2016. Pejabat kepolisian mengatakan sebanyak 40 persen personil dikerahkan di zona Lutyens Delhi untuk mengantisipasi kejahatan jalanan.

Dari data yang ada Kepolisian New Delhi mencatat dari tanggal 1 Januari – 15 Januari 2016, terdapat 427 kasus perampasan. Padahal untuk bulan sebelumnya, tanggal 1 Desember-15 Desember 2015, kasus perampasan tercatat sebanyak 394 kasus. Kecenderungan yang sama terlihat pada kejahatan pencurian kendaraan bermotor dan pencurian rumah.

Menurut DCP Delhi, setelah serangan terhadap pangkalan Angkatan Udara India di Pathankot. Kabupaten diminta untuk menyediakan staf keamanan untuk persiapan Hari Republik. Jadi, Kabupaten harus mengelola jalanan dengan staf yang lebih sedikit. Sementara mal dan pasar populer lengah dari pantauan kepolisin, sehingga penjahat lokal berhasil menyebar di tempat-tempat itu.

"Setiap kantor polisi, dari minggu pertama Januari dan seterusnya, terpaksa beroperasi kurang dari 40 persen staf. Personil dari setiap kantor polisi berhasil dikerahkan di berbagai lokasi di Lutyens Delhi. Sisanya, Delhi memiliki polisi yang lebih sedikit untuk menangani kejahatan lokal. Ini mungkin menjadi alasan utama di balik peningkatan kejahatan jalanan, "kata seorang DCP Delhi kepada DailyMail.

Kemudian untuk memberikan rasa takut kepada penjahat jalanan dan teroris, kepolisian Delhi menempatkan anggota mereka di jalan-jalan, mal dan pasar Delhi. Penyebaran personil, seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Namun hal ini terjadi karena ancaman dari berbagai organisasi terror, seperti ISIS. Kemudian diperparah dengan fakta bahwa kejahatan Jalanan di zona Lutyens meningkat.

"Tahun ini, setelah serangan Pathankot, Polisi Delhi difokuskan terutama pada zona Lutyens . Juga, ada ancaman berat dari ISIS. Menjaga Delhi dari terordi peringatan Hari Republik  adalah prioritas polisi Delhi,” kata seorang pejabat kepolisian. “Selama separuh bulan pertama Januari, Delhi tidak tertarik menjadikan penjahat lokal seperti ibukota nasional menghadapi ancaman besar dari organisasi teroris.”

Sebelum perayaan Hari Republik, personil keamanan dan lembaga investigasi menangkap 18 tersangka teroris nasional. Penggerebekan kontra-teror di ibukota menambah kepanikan. Ada kekhawatiran jika terjadi serangan seperti kota Paris, kota-kota metro seperti Delhi, Mumbai, Kolkata dan Bengaluru. Sementara terlihat tersangka teror ditahan di Mumbai, Bengaluru, Hyderabad, Meerut dan Roorkee.

Sebuah mobil Santro putih yang membawa beberapa dokter Angkatan Darat, hilang dari Delhi selatan. Hal itu, memicu kepanikan dan meningkatkan kekhawatiran di antara badan-badan keamanan. Sekarang, polisi mengatakan selain berurusan dengan kejahatan, pekerjaan utama mereka adalah menyelidiki kasus yang ada.

Menurut seorang pejabat senior polisi, naiknya angka kejahatan memberikan waktu yang sulit untuk petugas menyelidiki karena kekurangan staf. Mereka mengatakan saat ada yang melaporkan kasus, penyelidikan menjadi tugas yang sulit.

"Ada sangat sedikit petugas menyelidiki di kabupaten, karena sebagian besar waktu mereka sibuk dengan tugas-tugas aneh. Kekurangan staf merusak kualitas penyelidikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement