Senin 01 Feb 2016 20:13 WIB

Kemarau, Rakyat Ethiopia Butuh Bantuan Makanan

Penduduk di Ethiopia yang mengalami kekurangan pangan tengah menanti distribusi bantuan makanan
Foto: Africa24 Media/Camerapix/Mohamed Amin/Duncan Willets
Penduduk di Ethiopia yang mengalami kekurangan pangan tengah menanti distribusi bantuan makanan

REPUBLIKA.CO.ID, OGOLCHO -- Ethiopia mendesak negara-negara donor internasional pada Ahad (31/1) untuk menawarkan bantuan bagi operasi kemanusiaan guna menyokong 10,2 juta rakyatnya yang sangat memerlukan makanan, dan mengatakan berkomitmen mengalokasikan dananya sendiri sebanyak-banyaknya yang diperlukan.

Wakil Perdana Menteri Demeke Mekonen berbicara dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon di sela kunjungan di satu kawasan tempat musim kemarau terburuk terjadi selama beberapa dekade. Anak-anak menderita kurang gizi, ternak mati dan mata pencaharian rusak.

Operasi pertolongan oleh pemerintah, Program Pangan Dunia (WFP) dan sumbangan untuk pertolongan memerlukan dana sekitar 1,4 miliar dolar AS tahun ini. Pemerintah menyatakan para negara donor telah menutup kebutuhan sekitar 30 persen sejauh ini. Menurut WFP, dana sebesar 500 juta dolar diperlukan untuk melanjutkan operasi-operasi melewati April.

"Pemerintah kami berkomitmen mengalokasikan anggaran dan memobilisasi sumber daya ke kelompok-kelompok sasaran," kata Demeke kepada wartawan di satu tempat distribusi makanan dan bantuan uang tunai di Ogolcho, satu kawasan di sebelah selatan Addis Ababa, ibu kota Ethiopia.

"Tindakan dari masyarakat internasional sangat diharapkan dan hendaknya tepat waktu," tambahnya.

Kekeringan melanda beberapa kawasan seperti pernah terjadi pada 1984, ketika konflik dan musim kemarau menyebabkan kelaparan yang membunuh satu juta orang. Ethiopia sekarang merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang berkembang tercepat di Afrika, tetapi krisis masih melanda negara itu.

Pemerintah menghabiskan 272 juta dolar tahun lalu untuk operasi pertolongan dan telah mengalokasikan 109 juta dolar sejauh ini tahun ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement