REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Polisi Mesir menangkap seorang kartunis pada Ahad (31/1) atas tuduhan mengelola satu laman tanpa izin, dalam suatu langkah yang dikecam oposisi.
Sejak Panglima Angkatan Darat dan sekarang Presiden Abdel Fattah al-Sisi menggulingkan pendahulunya Mohamed Mursi pada 2013, penguasa telah dituduh menumpas semua bentuk penentangan. Satu pernyataan Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan Islam Gawish ditangkap pada Ahad saat bekerja di kantor sebuah laman informasi lokal yang beroperasi tanpa izin resmi yang dibutuhkan.
Gawish ditahan karena mengelola satu laman personal di Internet tanpa izin dan melanggar hukum, dan juga menuduhnya menggunakan piranti komputer bajakan. Kartun-kartun Gawish, yang berkali-kali menyindir Sisi dan para pejabat lainnya, dipasang di satu halaman Facebook yang diikuti lebih dari 1,6 juta orang. Ia juga mengelola satu laman.
Salah seorang pengcaranya, Ahmed Abdel Rahman, mengatakan Gawish akan dirujuk ke kejaksaan pada Senin. Satu pernyataan yang dikeluarkan beberapa partai oposisi kecil menuntut pembebasan segera kartunis itu yang mengecam apa yang disebutnya kebijakan membatasi kebebasan berpendapat dan ekspresi yang diadopsi baru-baru ini oleh aparat negara.
"Kami memperingatkan konsekuensi kembalinya negara polisi dan pengekangan kebebasan," demikian pernyataan yang ditandatangani oleh delapan partai termasuk Al-Dostour yang liberal. Partai itu didirikan oleh peraih Hadiah Nobel Perdamaian Mohamed El Baradei.