REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota kelompok militan Hizbullah ditangkap Amerika Serikat (AS) atas tuduhan menggunakan jutaan dolar dari penjualan kokain di AS dan Eropa untuk membeli senjata di Suriah. Hal tersebut diungkapkan Penegakan Administrasi Obat-Obatan AS (DEA), Senin (1/2).
Hizbullah telah mengirim militan untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara hampir lima tahun di negara itu. Hizbullah ditetapkan sbagai organisasi teroris oleh AS.
Mereka yang ditangkap termasuk para pemimpin dari jaringan Eropa yang ditahan pekan lalu. Di antara mereka adalah Mohamad Noureddine. DEA menuduh Noureddine sebagai pelaku pencucian uang Lebanon untuk keuangan Hizbullah.
AS bahkan memberi label teroris global kepada Noureddine. Namun, DEA tidak memberikan jumlah total mereka yang ditangkap atau mengatakan di mana mereka ditangkap. Penyelidikan ini sekali lagi menyoroti hubungan global yang berbahaya antara perdagangan narkoba dan terorisme.
Sebanyak tujuh negara termasuk Prancis, Jerman, Italia dan Belgia terlibat dalam penyelidikan yang dimulai pada Februari 2015 dan masih berlangsung.
Departemen Keuangan AS pekan lalu memberlakukan sanksi terhadap Noureddine dan Hamdi Zaher El Dine atas dugaan pencucian uang Hizbullah. Noureddine's Trade Point International juga mendapat sanksi.