REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Cuaca buruk menyebabkan sedikitnya 100 ribu warga terdampar di sebuah stasiun kereta api di Cina selatan, Senin (1/2). Mereka beramai-ramai mudik menjelang perayaan Tahun Baru Cina pekan depan.
Kerumunan besar pekerja migran melonjak di stasiun utama Guangzhou berharap untuk pulang dan berkumpul bersama keluarganya pada perayaan Tahun Baru Imlek 8 Februari nanti. Tahun Baru tersebut akan mengantarkan dari Tahun Kambing ke Tahun Monyet.
Namun, serangan cuaca dingin dan salju di Cina timur dan tengah membuat setidaknya 23 kereta tertunda. Kebanyakan kereta terjebak di dalam atau sekitar stasiun.
Foto udara yang diterbitkan salah satu situs menunjukkan ratusan orang mengular menuju stasiun kereta api melalui barikade logam. Pada Senin (1/2) saja, sekitar 176 ribu penumpang ada di stasiun.
"Ada terlalu banyak orang dan itu terlalu ramai," kata salah satu penumpang dilansir The Guardian.
Media setempat mengatakan, situasinya sangat parah. Pihak berwenang bahkan menyatakan darurat tingkat dua dan menempatkan lebih dari 2.600 penjaga keamanan untuk mengawasi kerumunan.
Kepala polisi Guangzhou Xie Xiaodan dan seorang pemimpin Partai Komunis Chen Rugui juga dikirim ke tempat kejadian dalam upaya mencegah kerusuhan dan desak-desakan. Perjalanan pada tahun baru yang sudah dimulai pada akhir Januari itu sering digambarkan sebagai migrasi manusia tahunan terbesar di bumi.
Mereka yang terjebak melampiaskan kekesalan pada kekacauan perjalanan mereka melalui media sosial. "Pulang ke rumah saja sangat sulit," seseorang menulis di Weibo, serupa Twitter milik Cina.
"Orang-orang harus berdiri di tengah hujan selama lebih dari 10 jam," tulis yang lainnya. Sementara pemudik lain yang memiliki selera humor menulis: "Cina tidak pernah kekurangan orang," guraunya di Weibo.