Rabu 03 Feb 2016 20:22 WIB

AS Siap Patroli Bareng Filipina di Laut Cina Selatan

Kapal keruk Cina terlihat di perairan sekitar Karang Mischief di Kepulauan Spartly, Laut Cina Selatan. Cina diduga sedang membangun landasan udara ketiga.
Foto: reuters
Kapal keruk Cina terlihat di perairan sekitar Karang Mischief di Kepulauan Spartly, Laut Cina Selatan. Cina diduga sedang membangun landasan udara ketiga.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Amerika Serikat (AS) terbuka terhadap kemungkinan kerja sama patroli angkatan laut dengan Filipina di Laut Cina Selatan, Rabu (3/2).

AS menekankan akan terus melakukan kebebasan berlayar di perairan sengketa itu. Cina mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan, dengan lalu lintas perdagangan dunia senilai lebih dari lima triliun dolar AS setiap tahun. Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan juga bersaing mengklaim wilayah perairan itu.

Kapal perusak Angkatan Laut AS berlayar di 12 mil laut di pulau yang diklaim Cina di Laut Tiongkok Selatan pada Sabtu untuk menentang upaya membatasi kebebasan berlayar. Tindakan itu memicu kemarahan Beijing.

Manila meminta AS berpatroli bersama-sama di wilayah itu setelah Cina memulai uji penerbangan di Beting Lintas Api, salah satu dari tiga pulau buatan tempat Beijing membangun lapangan udara.

"Kami membahas prinsip ini (patroli bersama) dengan Filipina dan saya tidak mengesampingkan kemungkinan ini. Tapi kami tidak akan membuat pengumuman tentang itu terlebih dulu karena menurut kami, kami memiliki hak di bawah hukum internasional untuk bebas berlayar di Laut Cina Selatan dan akan terus begitu," kata Duta Besar AS untuk Filipina Philip Goldberg kepada wartawan.

Filipina menantang Beijing sebelum pengadilan arbitrase di Den Haag, kasus yang belum diakui Beijing. Menteri luar negeri dan menteri pertahanan dari Amerika Serikat dan Filipina bertemu di Washington bulan lalu untuk kedua kalinya setelah lebih dari tiga tahun untuk membahas perdagangan dan keamanan, dengan bahasan utama terkait Laut Cina Selatan.

Amerika Serikat tidak mengklaim Laut Cina Selatan dan tidak berpihak ke mana pun, meskipun bersikap kritis terhadap ketegasan Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement