Kamis 04 Feb 2016 04:46 WIB

Piramida Roma Berusia 2000 Tahun Mulai Dilirik

Rep: c38/ Red: Dwi Murdaningsih
piramida di Roma
Foto: AP
piramida di Roma

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Satu-satunya piramida Roma yang bertahan dari zaman kuno tengah mendapat sorotan khalayak. Monumen yang dibangun sekitar 2000 tahun lalu itu ditengarai makam praetor atau pejabat Romawi bernama Caius Cestius.

Menjulang setinggi 36 meter, piramida ini menarik beberapa wisatawan. Dasar piramida ini berada di bawah permukaan jalan lantaran kota metropolis dibangun selama berabad-abad tanpa menyadari keberadaan monumen tersebut. Kotoran yang menumpuk selama beberapa dekade tampak menghitam pada eksterior marmer Carrara putih.

"Tur, termasuk ruang pemakaman, diberikan dua kali sebulan dengan pemesanan," kata arkeolog Leonardo Guarnieri, dilansir dari Associated Press, Rabu (4/2).

Setelah seorang pengusaha tekstil asal Jepang membantu membiayai proyek pembersihan ambisius itu, para arkeolog terobsesi untuk memamerkan piramida tersebut.

Pengunjung harus merunduk melalui jalan berupa lorong sempit yang menuju ke ruang pemakaman. Guarnieri mengatakan, apa yang terjadi dengan sisa-sisa Caius Cestius tidak diketahui. Di dalam ruangan, pengunjung dapat melihat sebuah terowongan miring ke atas. Restorasi terbaru memperkirakan terowongan itu digali pada abad pertengahan, mungkin oleh para perampok makam.

Piramida ini merupakan salah satu dari empat piramida yang dibangun pada masa Romawi kuno, tapi hanya satu-satunya yang bertahan hingga saat ini. Konstruksi monumen mencerminkan gaya Mesir di Roma setelah penaklukan Mesir, tapi lukisan dinding ruangan ini dibuat dalam gaya Pompeii, kota Romawi kuno dekat Naples modern.

Dengan polusi parah di kota Roma, piramida ini menuntut untuk dibersihkan setiap beberapa bulan sekali. Kementerian Kebudayaan Italia sempat mengalami kekurangan dana untuk membersihkan, memelihara, dan melindungi kekayaan sejarah mereka. Beruntung, Yuzo Yagi, seorang pengusaha perusahaan tekstil asal Jepang menyediakan dua miliar euro untuk pemulihan.

 

baca juga: Fenomena Langka 'Pelangi Api' Buat Takjub Penduduk Inggris

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement