Kamis 04 Feb 2016 15:54 WIB

Pentagon: Pesawat F-35 AS Masih Banyak Cacatnya

 Pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighters buatan Lockheed Martin.
Foto: Lockheed Martin
Pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighters buatan Lockheed Martin.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pesawat jet tempur futuristik F-35 Lightning II milik militer Amerika Serikat masih memiliki sejumlah permasalahan berbahaya yang dipastikan akan mempersulit apa yang disebut sebagai proyek senjata termahal dalam sejarah itu.

Menurut laporan Pentagon, pesawat itu yang disebut memiliki versi yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal, seharusnya menjadi tulang punggung pasukan jet tempur militer masa depan. Pesawat itu juga akan memastikan dominasi Amerika Serikat di langit selama bertahun-tahun yang datang dengan teknologi antiradar.

Dalam pukulan terbaru terhadap kredibilitas program itu, para pengembang mengungkap sejumlah kekurangan pada saat pengujian serangan gabungan pesawat tempur F-35. Menurut laporan Pentagon, terdapat sejumlah isu seperti kesalahan sistem perangkat lunak, kerusakan teknis dan pembengkakan dana.

Mungkin yang menjadi bagian paling membahayakan dari laporan tersebut adalah sebuah penyelidikan terhadap sistem pelempar pilot yang ada dalam pesawat F-35. Para pengembang menemukan para pilot dengan berat badan kurang dari 62 kilogram berisiko tewas karenanya.

"Uji coba menunjukkan kursi lontar berputar ke belakang setelah dilontarkan. Hasilnya leher pilot menjadi lebih panjang saat kepala bergerak ke belakang bahu dalam posisi mengangkat dagu," laporan itu menyatakan.

Laporan itu juga mengungkap terdapat kecacatan dan kemampuan tempur yang terbatas dari satu varian pesawat tempur siluman itu yang dibuat untuk pasukan marinir. Isu-isu tersebut dapat menghambat jadwal perilisan F-35 milik Angkatan Udara melampaui batas waktu akhir tahun yang telah dijadwalkan.

Pentagon telah menghabiskan hampir 400 miliar dolar Amerika untuk memproduksi 2.443 unit pesawat Lightning II. Rekan-rekan internasional termasuk Inggris, Kanada dan Turki membeli ratusan jet tempur yang diproduksi oleh perusahaan Lockheed Martin itu.

Namun program itu menghadapi sejumlah kemunduran, termasuk sebuah kebakaran mesin yang misterius pada 2014 sehingga para komandan melarang terbang seluruh pasukannya hingga permasalahan dapat dipecahkan.

 

Baca juga: Drone Tempur AS Tewaskan Enam Militan Yaman

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement