Kamis 04 Feb 2016 18:12 WIB

OKI Gelar KTT Luar Biasa Bahas Kemerdekaan Palestina

Kepala PPATK Muhammad Yusuf (kiri) dan Dirjen Multilateral Kemenlu RI Hasan Kleib (kanan). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala PPATK Muhammad Yusuf (kiri) dan Dirjen Multilateral Kemenlu RI Hasan Kleib (kanan). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa membahas masalah kemerdekaan Palestina dan perkembangan situasi di Kota Suci Yerusalem.

"KTT luar biasa OKI akan membahas mengenai Palestina dan Al Quds Al Sharif (Yerusalem)," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI Hasan Kleib di Jakarta, Kamis (4/2).

Konferensi luar biasa yang akan diadakan di Jakarta pada 6-7 Maret 2016 itu akan mengundang para kepala negara dan kepala pemerintahan dari 56 negara anggota OKI. Selain dihadiri negara anggota OKI, KTT luar biasa itu juga rencananya akan dihadiri oleh negara-negara peninjau, yaitu Thailand, Bosnia Herzegovina, Rusia dan Republik Afrika Tengah.

Menurut Hasan, terkait semakin buruknya situasi di wilayah Yerusalem, Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Desember 2015 meminta secara khusus kepada OKI untuk mengadakan KTT luar biasa guna membahas hal tersebut.

"Situasi di Yerusalem khususnya di Masjid Al Aqsa semakin mengkhawatirkan. Ada dua hal muncul, yaitu masalah akses warga Muslim untuk memasuki masjid Al Aqsa yang semakin dibatasi oleh otoritas Israel. Kedua, masalah keamanan dari mereka yang memasuki masjid Al Aqsa," ujar dia.

Selain itu, kata Hasan, KTT luar biasa OKI itu juga merupakan bentuk dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina dan upaya perdamaian Israel-Palestina dengan mewujudkan solusi dua negara (two state solution).

"Proses perdamaian yang selama ini dilakukan oleh kuartet itu dilihat semakin menurun," lanjut dia.

Oleh karena itu, KTT luar biasa OKI itu diharapkan akan dapat menghasilkan dua pernyataan mengenai status Yerusalem dan Palestina.

"Hasil KTT ini kemungkinan akan ada dua. Pertama, komunike yang berisi posisi dasar negara-negara OKI terhadap Palestina. Yang kedua kemungkinan akan disebut dengan Deklarasi Jakarta yang isinya langkah-langkah yang diambil OKI untuk membantu Palestina," ujar Hasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement