REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kepolisian Cina melakukan penyelidikan terhadap tiga penjual buku asal Hong Kong karena dinilai melakukan aktivitas ilegal, Jumat (5/2). Ini adalah pertama kalinya kepolisian Cina mengonfirmasi hal tersebut.
Dalam sebuah surat untuk polisi Hong Kong, penjual buku Lui Por, Cheung Chi Ping dan Lam Wing Kee diduga melakukan pelanggaran hukum. Mereka adalah tiga di antara lima orang yang hilang terkait penerbitan buku.
Mereka hilang sejak Oktober 2015 lalu. Sejumlah orang di Hong Kong yakin bahwa mereka ditahan oleh Cina karena buku yang mereka jual mengisahkan tentang Presiden Xi Jinping. Tidak ada informasi lanjutan.
Rumah penerbit Causeway Bay Books dan The Mighty Current dikenal sebagai penjual dan penghasil buku-buku kritik terhadap Cina. Penerbit ini dicekal di daratan Cina.
Polisi Hong Kong mengatakan surat dari Cina menyebut Lui, Cheung dan Lam terlibat dalam kasus hilangnya penjual buku yang lain, Gui Minhai.
Gui merupakan warga Swedia dan pemilik Mighty Current. Ia hilang pada Oktober dari Thailand. Ia pernah muncul di televisi Cina ketika menyerahkan diri pada otoritas karena mengemudi sambil mabuk.
Kasus ini mulai dilirik publik internasional karena terkait dengan kebebasan berekspresi di Hong Kong. Cina dan Hong Kong menganut prinsip satu negara, dua sistem. Hong Kong adalah satu-satunya wilayah di Cina yang menjalankan otonomi.