REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dampak kehancuran ekonomi akibat perang di Suriah dan imbasnya ke negara sekitarnya mencapai 35 miliar dolar AS dan terus meningkat.
Perkiraan yang termasuk dalam laporan catur wulanan Bank Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, disiarkan pada hari sama saat pemimpin dunia di London menjanjikan dana senilai lebih dari 10 miliar dolar AS hingga 2020 untuk membantu warga Suriah, Jumat (5/2).
Menurut data PBB, 260 ribu orang tewas dalam perang Suriah, yang sudah berlangsung lima tahun dan memaksa 4,6 juta orang meninggalkan negara itu. Bank Dunia mengatakan, perang Suriah dan dampaknya pada Turki, Lebanon, Yordania, Irak dan Mesir menimbulkan kerugian diperkirakan mencapai 35 miliar dolar AS.
Laporan Bank Dunia itu menyebutkan angka tersebut, bila diukur dengan harga pada 2007, setara dengan PDB (produk domestik bruto) Suriah pada 2007.
"Arus masuk lebih dari 630 ribu pengungsi Suriah membuat Yordania mengeluarkan biaya lebih dari 2,5 miliar dolar AS per tahun," kata laporan itu. Biaya itu merupakan enam persen dari PDB dan seperempat dari pendapatan tahunan pemerintah Yordania.
Laporan Bank Dunia juga menyebutkan semua negara tetangga Suriah menghadapi tekanan anggaran yang luar biasa akibat konflik itu.
"Angka pengangguran tinggi di antara para pengungsi, terutama pada perempuan dan mereka yang bekerja di sektor informal tanpa perlindungan. Sekitar 92 persen dari pengungsi Suriah di Lebanon tidak memiliki kontrak kerja dan lebih dari setengah jumlah pengungsi bekerja secara musiman, mingguan atau harian dengan upah rendah," kata Shanta Devarajan, kepala ekonom Bank Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.