Selasa 09 Feb 2016 14:36 WIB

Turki Khawatir Gelombang Baru Pengungsi Suriah

ahmet davutoglum
Foto: www.medya365.com
ahmet davutoglum

REPUBLIKA.CO.ID,  ANKARA -- Pemerintah Turki melalui Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus, Selasa (9/2), menyampaikan keprihatinan pertempuran sengit di Provinsi Aleppo, Suriah akan menimbulkan gelombang baru pengungsi yang jumlahnya bisa mencapai 600 ribu orang.

"Skenario terburuk yang akan terjadi di kawasan ini dalam waktu dekat adalah gelombang baru 600 ribu pengungsi di perbatasan Turki," kata Kurtulmus kepada wartawan usai menghadiri rapat kabinet.

Pertempuran di utara Provinsi Aleppo, telah menyebabkan puluhan ribu orang tercerai-berai. "Sebagai akibat dari situasi seperti ini, kita melihat 200 ribu orang yang terpaksa melarikan diri, 65 ribu diantaranya ke arah Turki dan 135 ribu di dalam negeri Suriah sendiri," katanya.

Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan sehari sebelumnya sekitar 30 ribu orang telah memadati perbatasan Turki. Sebagian besar kelompok pengungsi, yang terdiri atas anak-anak dan wanita, terpaksa menunggu di daerah perbatasan Oncupinar yang masih ditutup, hanya mereka yang membutuhkan bantuan kesehatan darurat yang boleh melintas.

"Tujuan kita sekarang adalah menjaga gelombang migran di kedua sisi perbatahan Turki sebisa mungkin, dan menyediakan bantuan yang bisa diberikan," katanya.

Pemerintah Turki menegaskan kebijakan pintu terbuka terhadap pengungsi yang melarikan diri dari Suriah akibat perang masih belum berubah, dan jika memungkinkan akan mengakomodasi gelombang pengungsi yang baru. "Sebenarnya, sebagaimana biasa, kita akan berusaha untuk mengakomodasi saudara kita dari Suriah," kata Davutoglu dalam pernyataan bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Tapi Davutoglu kemudian menambahkan negaranya yang sudah menampung sekitar 2,7 juta pengungsi Suriah, tidak berharap untuk menanggung masalah pengungsi sendirian.

 

Baca juga:

AS dan Saudi Dorong Gencatan Senjata Jelang Pembicaraan Suriah

Bertemu Setelah 20 Tahun, Ayah Justru Perkosa Putrinya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement