Kamis 11 Feb 2016 06:01 WIB

Twitter Bentuk Tim Khusus Atasi Intimidasi dan Pelecehan Online

Logo Twitter yang terpampang di Kantor Pusat, San Fransisco, AS.
Foto: AP
Logo Twitter yang terpampang di Kantor Pusat, San Fransisco, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Twitter telah mengumumkan akan mendirikan "Dewan Kepercayaan & Keamanan" untuk berurusan dengan pelecehan dan perundungan (bullying) di dunia maya yang muncul pada media sosial ini.

Manajemen perusahaan mengatakan, dewan tersebut terdiri atas 40 organisasi di seluruh dunia, empat di antaranya berbasis di Australia. Lebih dari setahun yang lalu mantan CEO Twitter, Dick Costolo, menghadapi salah satu masalah terbesar yang dihadapi perusahaan media sosial.

Menanggapi pertanyaan karyawan tentang perundungan dan kekerasan dalam jaringan (online) yang marak terjadi pada media sosial ini, Dick Costolo membuat pengakuan yang jujur.

"Kami payah berurusan dengan penyalahgunaan dan kekerasan di platform ini dan kami payah selama bertahun-tahun. Kami kehilangan pengguna inti demi pengguna inti dengan tak menangani isu-isu kekerasan sederhana yang mereka hadapi setiap hari,” ungkapnya.

Ia menambahkan, "Saya terus terang malu atas seberapa buruknya kami berurusan dengan masalah ini selama masa jabatan saya sebagai CEO. Ini tak masuk akal. Tak ada alasan untuk itu. Saya bertanggung jawab penuh."

Satu tahun sesudahnya dan perusahaan ini tampaknya telah mengambil langkah lain dalam upaya untuk menyingkirkan penyalahgunaan dan kekerasan.

Rosie Thomas adalah salah satu pendiri dan CEO dari sebuah organisasi Australia yang bernama "Proyek Rockit", salah satu anggota perdana Dewan Kepercayaan & Keamanan Twitter.

"Ini memberi kami sedikit struktur atas keahlian yang kami pinjamkan di sekitar isu-isu keselamatan siber dan kebencian secara daring hanya untuk membuat platform ini lebih aman bagi semua penggunanya," katanya menerangkan.

Rosie mengaku, ia sangat bersemangat untuk terlibat. "Apa yang ingin kami buat ketika itu menyangkut media sosial bukan hanya tentang dunia yang aman. Sebuah dunia yang aman adalah kondisi minimal yang mutlak," sebutnya.

Ia mengutarakan, "Kami benar-benar ingin Proyek Rockit terlibat sehingga kami bisa menciptakan dunia digital yang benar-benar kita semua banggakan dan membentang jauh melampaui keamanan."

Ia mengatakan, masalah terbesar yang dihadapi Twitter bersifat budaya. "Cara kita melihatnya, isu bullying di dunia maya, misalnya, benar-benar merupakan masalah sosial yang berperan dalam wajah teknologi," ujarnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-02-10/twitter-bentuk-tim-khusus-untuk-atasi-intimidasi-dan-pelecehan-online/1546276
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement