REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korea Selatan (Korsel) memutus pasokan listrik dan air ke kawasan industri Kaesong yang dijalankan bersama dengan Korea Utara (Korut). Tindakan ini dilakukan beberapa jam setelah Korut mengusir pekeja Korsel dan membekukan aset perusahaan yang beroperasi di sana.
Kawasan pabrik di Korut itu beroperasi selama lebih dari satu dekade sebagai simbol kerja sama. Dalamnya konfrontasi antara rival itu menjadikan Kaesong sebagai interaksi reguler untuk kedua negara Semenanjung berbagi.
Korsel pada Rabu (10/2) mengatakan, menangguhkan operasi kawasan industri sebagai hukuman atas peluncuran roket Korut akhir pekan lalu dan uji coba nuklir bulan lalu. Korut menyebut tindakan itu sebagai deklarasi perang.
Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani hubungan dengan Korut mengatakan, sebanyak 280 warga Korsel yang tetap tinggal di Kaesong bergegas mengosongkan kawasan pada Kamis malam. Beberapa menit sebelum tengah malam, Korsel menutup pasokan listrik ke Kaesong yang menjadi sumber energi kawasan tersebut. "Aksi ini juga memotong pasokan air," kata Kementerian.
Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan mengatakan peluncuran Ahad lalu adalah uji coba rudal balistik. Seperti uji coba nuklir bulan lalu, Korut telah melanggar resolusi PBB. Negara-negara tersebut menginginkan sanksi yang lebih keras terhadap Korut.
Kaesong mempekerjakan sekitar 55 ribu warga Korut yang diberi kesempatan merasakan kehidupan di Selatan. Mereka bekerja untuk 124 produsen skala kecil, menengah dan besar yang beroperasi di kawasan 54 kilometer barat laut dari Seoul.
Rata-rata upah pekerja Korut di Kaesong adalah sekitar 160 dolar AS per bulan yang dibayarkan kepada manajemen perusahaan negara. Kecuali untuk Kaesong, kedua negara melarang warga mereka berkomunikasi satu sama lain.
Meski hubungan kedua Korea mudah memanas selama bertahun-tahun, Kaesong pernah ditutup hanya satu kali sebelumnya. Kaesang sempat ditutup selama lima bulan pada 2013 di tengah meningkatnya ketegangan setelah uji coba nuklir ketiga.