REPUBLIKA.CO.ID, BENGAL -- Sebanyak delapan dari sepuluh keluarga di daerah pinggiran Bengal Barat, India, hanya memiliki pendapatan bulanan sebesar 5 ribu rupee atau kurang dari itu. Pendapatan tersebut diketahui berbeda tipis dari besaran kategori kemiskinan.
Hanya 3,8 persen dari seluruh keluarga Muslim di Bengal Barat yang memiliki pendapatan bulanan di atas rata-rata upah terendah, yaitu 15 ribu rupee. Data tersebut didapatkan dari laporan yang dirilis Ahad (14/2) oleh pemenang Nobel, Amartya Sen, bertajuk ‘Kehidupan Nyata Muslim Bengal Barat’.
Laporan yang disusun Sen telah diterima beberapa organisasi amal untuk segera ditindaklanjuti. “Fakta bahwa warga Muslim di Bengal Barat mayoritas hidup dalam kemiskinan dan sangat berkebutuhan dalam pemenuhan keperluan hidup memberikan laporan ini urgensi untuk segera ditangani,” ujar Sen, dilansir Indian Express, Ahad (14/2).
Perilisan laporan yang dilaksanakan di Gorky Sadan tersebut mencatat, warga Muslim di Bengal kekurangan kebutuhan hidup sehari-hari seperti air bersih, saluran pembuangan, dan kesempatan yang sama dengan masyarakat Bengal lain untuk mendapatkan pekerjaan layak. Bahkan elpiji pun sulit mereka dapatkan.
Ditemukan hanya 15,2 persen warga Muslim Bengal yang dapat mengakses fasilitas air bersih yang layak, memperlihatkan adanya perbedaan signifikan dalam komunitas dan klasifikasi. Di daerah pinggiran Bengal tersebut, hampir 47 persen warga Muslim bekerja di sektor pertanian sebagai pekerja tetap atau pekerja harian di sektor lainnya. Penelitian lain bahkan menyatakan mereka berada di dasar tangga ekonomi.