REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi menaikkan kewaspadaan dan pengamanan di berbagai masjid untuk melindungi jamaah yang beribadah. Ini menyusul beberapa serangan teroris mengincar masjid-masjid dan jamaah di dalamnya dalam beberapa waktu terakhir.
Konsultan yudisial Arab Saudi, Sheikh Saleh Al-Luhaidan, menyatakan pemikiran menyimpang—termasuk terorisme dan ekstremisme—harus diselidiki secara sains dan psikologi. Tindakan pengamanan harus dilakukan untuk menghapuskan masalah ini sejak awal dan mencegah pemikiran-pemikiran demikian merasuki masyarakat Arab Saudi.
Sementara konsultan keamanan, Musaed Al-Otaibi, menegaskan terorisme dan pemikiran radikal merupakan penyimpangan dari jalan Islam yang sesungguhnya. Ia menjelaskan kewaspadaan dan perhatian terhadap hal-hal semacam itu harus dilakukan.
“Pasukan pengamanan telah diturunkan di berbagai masjid di Al-Ahsa untuk melindungi umat Muslim yang beribadah di sana,” ujar Al-Otaibi, dilansir Arab News, Ahad (14/2). Ia pun menyatakan saat ini Arab Saudi memang tengah meningkatkan keamanan dan kewaspadaan terkait serangan yang baru terjadi.
Beberapa langkah pengamanan yang diambil termasuk menyediakan lahan parkir yang jauh dari Masjid, pemeriksaan semua kendaraan untuk mengawasi aktivitas mencurigakan, menempatkan pembatas-pembatas dari semen di sekeliling Masjid, instalasi kamera pengawas, dan memperkecil akses keluar dan masuk Masjid. Adanya pengamanan sedemikian ketat direspon baik oleh masyarakat Al-Ahsa. Tidak hanya pengamanan masjid, kepolisian juga melibatkan investigasi kriminal, pengamanan jalan, dan patroli.