Selasa 16 Feb 2016 18:20 WIB

Serang Rumah Sakit di Suriah, Turki Tuding Rusia Lakukan Kejahatan Perang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Kota tua Aleppo di Suriah
Foto: Womanitely
Kota tua Aleppo di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID,  PARIS -- Prancis dan Turki mengatakan serangan udara pada rumah sakit dan sekolah di Suriah bagian utara adalah kejahatan perang, Senin (15/2). PBB mengatakan hampir 50 orang tewas dalam serangan rudal di sedikitnya lima fasilitas medis dan dua sekolah di Aleppo dan Idlib itu.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengatakan serangan itu melanggar hukum internasional dan mengganggu upaya perdamaian. Prancis juga mengecam pengeboman klinik Medisins Sans Frontier (MSF).

Menteri Luar Negeri Jean-Marc Ayrault mengatakan ini seperti kejahatan perang. "Ini tidak bisa diterima dan harus dihentikan segera," kata dia, dikutip Aljazirah.

Turki menegaskan serangan merupakan kejahatan perang. Kementerian Luar Negeri Turki menyalahkan Rusia atas serangan dan memperingatkan konsekuensi berat jika tidak segera diakhiri. Sementara Ban tidak menyebut pihak yang dinilai bertanggung jawab.

Kelompok monitoring konflik juga menuduh serangan dilakukan oleh Rusia, sekutu rezim pemerintah Suriah pimpinan Bashar al Assad. Menteri Kesehatan Rusia, Veronika Skvortsova menyangkal tuduhan Moskow bertanggung jawab.

Menurutnya, militer Rusia hanya menargetkan infrastruktur ISIS dan tidak ada alasan untuk mengebom fasilitas sipil. "Kami yakin bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan pasukan pertahanan kami, ini kontradiksi dengan ideologi kami," kata dia.

Baca juga, Saudi Siap Kirim Pasukan Darat ke Suriah.

Sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan udara di wilayah Azaz dan sekitarnya. Dua rumah sakit dan dua sekolah dilaporkan terhantam di sana. Di Maarat al-Numan, provinsi Idlib, sebuah rumah sakit yang dioperasikan oleh MSF berubah jadi reruntuhan. Tujuh orang tewas dan delapan orang masih dinyatakan hilang. Rumah sakit kedua yang dihantam di Maarat al-Numan menewaskan tiga orang.

MSF mengatakan itu adalah serangan yang disengaja. Presiden MSF Francis, Mego Terzian mengatakan pada Reuters, Rusia atau pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement