REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bantuan kemanusiaan akhirnya mencapat pusat kota Taiz di Yaman untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Selasa (16/2). Wilayah ini telah terancam bencana kelaparan parah sejak dikepung pertempuran selama beberapa bulan.
Komisi Tinggi Pengungsian PBB (UNHCR) mengatakan konvoi truk bantuan kemanusiaan membawa selimut, matras dan pasokan darurat untuk 1.000 keluarga yang terisolasi di kota ketiga terbesar Yaman itu. Bantuan datang setelah negosiasi dengan pemerintah.
Taiz adalah kota dengan populasi sekitar 200 ribu orang. Kota ini didera pertempuran hebat antara militan lokal dan pasukan loyalis pemerintah Yaman yang didukung Saudi dengan pemberontak Houthi sejak Maret lalu demi jalan kembali ke ibu kota Sanaa.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan Taiz sedang dilanda kelaparan. Perwakilan UNHCR di Yaman, Johannes Van Der Klaauw yang memimpin misi distribusi mengatakan negosiasi selama tiga pekan akhirnya memungkinkan konvoi UNHCR memasuki Taiz.
"Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika mendistribusikan selimut dan matras orang-orang telah menunggu selama berbulan-bulan. Mereka terlihat sangat bahagia ketika kami datang," kata Van Der Klaauw pada Thomson Reuters Foundation.
Ia mengatakan pengiriman ke Taiz harus berkelanjutan karena kondisi di sana sangat rusak. Dalam beberapa hari, Komite Internasional Palang Merah, WHO dan WFP juga mengirim pasokan mulai dari minyak dan gula hingga peralatan antitrauma ke beberapa kota yang bisa diakses.
Baca juga: Cina Tempatkan Sistem Rudal Canggih di Pulau Sengketa
Ikuti Whatsapp Channel Republika
