Kamis 18 Feb 2016 05:00 WIB

Eropa Luncurkan Satelit Lacak Pemanasan Global

Rep: c38/ Red: Ani Nursalikah
Satelit Sentinel-3A milik Eropa.
Foto: ESA/ATG Medialab
Satelit Sentinel-3A milik Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Eropa meluncurkan satelit yang akan membantu memprediksi fenomena cuaca seperti El Nino dan melacak perkembangan pemanasan global. Peluncuran satelit ini merupakan bagian dari proyek pengamatan miliaran euro, Copernicus Earth.

Satelit Sentinel-3A diluncurkan di papan peluncur roket dari kosmodrom Plesetsk di barat laut wilayah Arkhangelsk, Rusia pada Selasa (16/2), pukul 17.57 GMT. Satelit ini menuju ke orbit 815 kilometer di atas bumi, tempat ia akan mengumpulkan data tentang suhu dan ketinggian permukaan laut.

Peluncuran satelit ini dilakukan untuk membantu prakiraan cuaca dan memperkirakan dampak kenaikan suhu. "Kita sering berbicara tentang pemanasan global, kita sering fokus pada kenaikan suhu udara, tapi 90 persen energi yang masuk ke planet berakhir di laut," kata Direktur Program Observasi Bumi European Space Agency's (ESA), Volker Liebig, dilansir dari Reuters, Kamis (18/2).

Data Sentinel-3A juga dapat membantu pengiriman bagan rute perusahaan yang lebih efisien, memantau kebakaran hutan, dan tumpahan minyak. Proyek Copernicus, yang didanai lebih dari 8 miliar euro sampai 2020 ini, disebut-sebut oleh ESA sebagai program observasi bumi paling ambisius sampai saat ini.

Peluncuran proyek Copernicus menjadi sangat mendesak setelah Eropa kehilangan kontak dengan satelit Envisat pada 2012 setelah 10 tahun satelit itu bekerja. Gambar yang diambil oleh Sentinel 3A lebih rendah resolusinya dibanding dua satelit pertama yang dikirim ESA, tapi Sentinel 3A mampu mengkover wilayah lebih luas.

Satelit ini dapat memberikan gambar seluruh planet dalam waktu sekitar dua hari. "Ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan enam hari yang dibutuhkan satelit Sentinel 1 dan Sentinel 2," kata Liebig.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement