Kamis 18 Feb 2016 03:39 WIB

Ledakan Ankara, Belum Ada Pihak Mengaku Bertanggung Jawab

Rep: c38/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah ledakan besar terjadi di ibu kota Ankara, Turki, Rabu malam (17/2). Sedikitnya lima orang tewas dan 10 lainnya terluka.
Foto: (IHA via AP
Sebuah ledakan besar terjadi di ibu kota Ankara, Turki, Rabu malam (17/2). Sedikitnya lima orang tewas dan 10 lainnya terluka.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sebanyak 28 orang tewas dan puluhan luka-luka dalam sebuah serangan bom di ibu kota Ankara, Rabu (17/2). Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam peristiwa ini.

"Saya mendengar ledakan besar. Ada asap dan bau benar-benar kuat meskipun kami berada beberapa blok jauhnya. Kami bisa mendengar ambulans dan sirine mobil polisi bergegas ke tempat kejadian," kata seorang saksi mata, dilansir dari Reuters, Kamis (18/2).

Sebuah sumber keamanan senior Turki mengatakan, tanda-tanda awal menunjukkan militan Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang bertanggung jawab. Tapi, sumber-sumber keamanan terpisah di bagian tenggara, terutama Kurdi, meyakini kelompok ISIS yang paling mungkin berada di balik pemboman tersebut.

Hingga kini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

(Baca: Dubes AS dan Inggris Sampaikan Belasungkawa dan Dukungan pada Turki)

Turki selama ini menghadapi beberapa ancaman keamanan. Negara ini melawan milisi Kurdi di Suriah utara dalam beberapa waktu terakhir. Militan PKK di bagian tenggara juga sibuk bertempur dengan pasukan Turki setelah gencatan senjata kolaps pada bulan Juli lalu. Pemberontakan berumur 2,5 tahun itu menjadikan wilayah tersebut sebagai daerah kekerasan terburuk sejak 1990-an.

Pemboman Ankara ini muncul pascaserangan serupa di Ankara pada bulan Oktober 2015 yang dituduhkan pada kelompok ISIS. Waktu itu, aksi serangan bom bunuh diri menewaskan lebih dari 100 orang. Sebuah bom bunuh diri yang disalahkan pada ISIS juga terjadi di Istanbul pada Januari 2016 dan menewaskan 10 wisatawan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement