REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi mengatakan pemerintahnya berharap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta, Maret 2016 dapat menghasilkan langkah konkret penyelesaian masalah di Yerusalem dan Palestina.
"Pemerintah Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan dalam menyerukan upaya internasional untuk mencari pemecahan masalah di Palestina dan Yerusalem. Kami menunggu pertemuan semua pemimpin negara-negara Muslim itu terlaksana," kata Dubes Fariz Mehdawi di Jakarta, Jumat (19/2).
Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI yang diadakan pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta Convention Center untuk membahas masalah Palestina dan Kota Suci Yerusalem (Al Quds Al Sharif). Menurut Mehdawi, KTT OKI itu sangat penting karena menjadi peringatan bagi Rusia, Amerika Serikat, PBB, dan Uni Eropa (kuartet), sebagai pihak-pihak yang ikut berperan dalam perundingan damai Israel-Palestina, untuk membahas isu Palestina dan situasi di Yerusalem yang semakin mengkhawatirkan.
"Pertemuan para pemimpin negara OKI ini dapat menjadi peringatan bagi anggota kuartet dan Dewan Keamanan PBB bahwa situasi di Yerusalem sudah sangat memprihatinkan," ujar dia.
Oleh karena itu, dia berharap dalam KTT Luar Biasa itu para pemimpin negara OKI dapat menentukan langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk mengatasi tiga masalah utama terkait Palestina dan Yerusalem. Pertama, kata Dubes Mehdawi, OKI harus dapat menentukan langkah yang dapat menekan Israel agar melakukan kewajibannya dan berkomitmen untuk menemukan solusi damai yang didasarkan pada Resolusi PBB dan hukum internasional.
Resolusi PBB juga telah menetapkan Solusi Dua Negara (Two states solution), yang salah satunya adalah pendirian negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Kedua, menurut dia, OKI perlu menemukan langkah konkret untuk penetapan perbatasan antara Israel-Palestina. Wilayah-wilayah yang dinginkan Palestina jadi bagian negaranya adalah Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina.
Ketiga, Mehdawi menekankan perlunya langkah konkret untuk mengembalikan rakyat Palestina yang berada di luar wilayah Palestina akibat pendudukan ilegal oleh Israel untuk kembali ke tanah mereka. KTT Luar Biasa OKI menurut rencana akan dihadiri oleh para kepala negara dan kepala pemerintahan dari 57 negara anggota OKI. Selain dihadiri negara anggota OKI, KTT luar biasa itu juga rencananya dihadiri oleh negara-negara peninjau, yaitu AS, Bosnia Herzegovina, Rusia, dan Republik Afrika Tengah.